Sabtu 25 Jul 2020 12:27 WIB

Sentimen Negatif Sebabkan Porsi Asing di SBN Berkurang

Pengendalian kasus Covid-19 jadi faktor penentu kepemilikan asing dalam SBN.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) melaporkan, investor asing yang memegang Surat Berharga Negara (SBN) pemerintah per Kamis (23/7) mencapai 29,63 persen.
Foto: Tim Infografis Republika
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) melaporkan, investor asing yang memegang Surat Berharga Negara (SBN) pemerintah per Kamis (23/7) mencapai 29,63 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) melaporkan, investor asing yang memegang Surat Berharga Negara (SBN) pemerintah per Kamis (23/7) mencapai 29,63 persen. Jumlah ini menurun dibandingkan posisi Januari 2020 yang mencapai 38,63 persen.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan, pengendalian kasus Covid-19 di Indonesia menjadi faktor penentu kepemilikan asing dalam surat utang pemerintah. "Dukungan asing melemah dipengaruhi sentimen negatif belum terkendalinya kasus Covid-19," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (24/7).

Baca Juga

Menurut Luky, investor asing masih cenderung wait and see terhadap situasi pandemi dan kebijakan pemerintah dalam menanggapinya. Dampaknya, DJPPR Kemenkeu mencatat, modal asing keluar (capital outflow) dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) per Senin (20/7) mencapai Rp 122,4 triliun.

Di sisi lain, tingginya minat perbankan menjadi penopang pemenuhan target penerbitan dalam setiap lelang SBN. Sepanjang April sampai Juli, perbankan domestik membeli sampai dengan Rp 248,68 triliun. Pembelian yang digambarkan Luky sebagai 'langkah agresif' ini didorong faktor melemahnya pertumbuhan kredit dan kebijakan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM).