REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Jokowi Widodo hari ini memutuskan untuk memperlebar rentang defisit anggaran untuk tahun 2021 mendatang menjadi 5,2 persen. Angka defisit RAPBN ini jauh di atas kesepakatan antara pemerintah dengan Badan Anggaran DPR sebelumnya, yakni defisit dalam rentang 3,21 persen sampai 4,17 persen.
Defisit ini sekaligus untuk mengakomodir belanja pemerintah untuk penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi yang masih tinggi. Melebarnya defisit juga berarti lubang dalam anggaran tahun 2021 menjadi sebanyak besar. Pemerintah pun harus punya ancang-ancang untuk menambal bolong-bolong anggaran dalam APBN tahun depan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, setidaknya ada tiga jurus yang disiapkan pemerintah untuk menambal defisit dalam APBN 2021 nanti. Jurus pertama, adalah menjaga stabilitas porsi Surat Berharga Negara (SBN).
SBN, baik global atau domestik, memang menjadi andalan pemerintah untuk menutup kekurangan anggaran.