REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah masjid akan menampung lebih banyak jamaah saat menyelenggarakan sholat Idul Adha 1441 Hijriyah. Untuk mengantisipasi banyaknya jamaah di masjid perumahan, maka Dewan Masjid Indonesia (DMI) menyarankan untuk melakukan sholat secara dua gelombang.
"Idul Adha hari libur, kebanyakan orang ada di rumah. Masjid hunian akan lebih banyak menampung jamaah, mereka ingin ketemu kerabat jadi pelaksanaan boleh dua gelombang untuk semua bisa melaksanakan sholat," kata Sekretaris Jenderal Dewan Masjid Indonesia Imam Addaruqutni, Rabu (29/7).
Selama masa pandemi, sholat berjamaah akan menerapkan jaga jarak antara jamaah satu dengan yang lain. Imam mengatakan, masjid biasa menampung 200-300 jamaah, namun nanti yang dapat terpakai bisa satu pertiga dari luas masjid karena adanya pembatasan jarak.
"Sholat yang gelombang pertama tidak bisa, terus bisa yang kedua. Ini soal teknis tidak ada masalah," kata dia.
Sholat Idul Adha dapat dilaksanakan baik di masjid atau di lapangan. Namun jika di lapangan juga tidak memiliki tempat yang cukup luas untuk menampung jamaah, maka juga diperbolehkan dua gelombang.
DMI mengimbau agar jangan sampai sholat hingga menggunakan bahu jalan. Hal ini karena tempat tersebut tidak steril, ada banyak bakteri dan kemungkinan juga virus.
"Bagi para penyelenggara sholat agar memikirkan secara detail pelaksanaan teknis untuk kesehatan jamaah. Terapkan protokol kesehatan. Bagi jamaah yang sedang demam dan flu sebaiknya di rumah saja," ucap Imam.