REPUBLIKA.CO.ID, MILAN — Grup jenama mewah Prancis, Kering, mengungkapkan penjualan pada kuartal kedua untuk periode yang sama telah turun 43,7 persen karena pandemi penyakit Covid-19. Kondisi itu mengaburkan perkiraan bisnis dari masa depan Kering, meskipun pemulihan pandemi menggembirakan di Asia.
Penurunan penjualan konglomerasi pemilik Gucci itu masih lebih baik dari prediksi analis yang memperkirakan penurunan mencapai 46 persen. Saingannya, LVMH berhasil menekan penurunan penjualan sendiri menjadi 38 persen, meskipun margin operasionalnya tertatih-tatih di sembilan persen, sementara Kering menyusut menjadi 17,7 persen.
Dilansir Channel News Asia pada Selasa (28/7), para analis mengatakan kondisi itu sebagian karena ketergantungan Kering yang lebih tinggi pada manufaktur pihak ketiga, karena membantu mengurangi dampak biaya tetap ketika pabrik-pabriknya harus tutup akibat krisis kesehatan. Dalam sebuah pernyataan, Kering mengatakan kurang memiliki visibilitas yang cukup meramalkan tren pendapatan atau margin untuk sisa tahun ini.
Kepala bagian Keuangan Jean-Marc Duplaix mengatakan, tidak adanya arus wisatawan itu membebani industri dalam beberapa waktu.
“Kerugian pendapatan yang dialami dalam enam bulan pertama tahun ini tidak boleh terjadi lagi di babak kedua,” kata pernyataan perusahaan beberapa waktu lalu.
Duplaix mengatakan, momentum penjualan telah meningkat pada Juni di semua wilayah saat jarak sosial mulai dilonggarkan. Penjualan mengalami peningkatan di China, pertumbuhan rata-rata di sana berkisar antara 40 hingga 70 persen sejak Mei.
Pembeli China menyumbang 37 persen dari penjualan barang mewah pada 2019, meskipun mereka membeli saat bepergian ke luar negeri. Seperti LVMH, Kering mengatakan, pertumbuhan kuat dalam belanja lokal tidak dapat menutupi kerugian akibat penutupan pariwisata. Namun, pendapatan dapat memangkas biaya yang biasanya dihabiskan untuk kampanye pemasaran dan acara-acara seperti peragaan busana yang memberi visibilitas.
Penjualan di merek teratas Kering, Gucci pada periode April hingga Juni mengalami penurunan 45 persen. Yves Saint Laurent mengalami penurunan 48 persen lebih besar, sementara Bottega Veneta menahan penurunan pendapatan menjadi 24,4 pesen.
Seperti saingannya, Kering harus menutup sementara toko-toko dan menempatkan pabrik-pabrik dalam kondisi siaga, ketika virus menyebar ke Eropa dan Amerika Serikat (AS). Penjualan daring sedikit naik dan menyumbang 18 persen pendapatan pada kuartal kedua.