REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengapresiasi masjid-masjid yang telah menyediakan jaringan internet atau Wi-Fi untuk membantu para pelajar mengikuti proses belajar daring selama pandemi Covid-19. DMI menilai langkah yang telah diambil oleh masjid-masjid itu harus ditiru oleh masjid-masjid lainnya.
Sekretaris Jenderal DMI, Imam Addaruqutni mengatakan, banyak siswa-siswi bahkan mahasiswa yang kesulitan mendapatkan jaringan internet. Jadi masjid yang telah memfasilitasi para pelajar dengan memberikan Wi-Fi gratis sangat bagus.
Ia menyampaikan, bahkan ada juga siswa-siswi yang tidak punya gawai atau laptop untuk mengakses internet dan mengikuti pelajaran daring. "Saya kira apa yang sudah dilakukan oleh masjid di Magelang dan Mataram adalah langkah bagus, ini sangat membantu masyarakat," kata Imam kepada Republika, Senin (3/8).
Ia menyampaikan, Ketua Umum DMI Jusuf Kalla sudah memberi tahu pengurus DMI tentang gagasan masjid-masjid menyediakan jaringan internet. Tujuannya untuk membantu para pelajar memperlancar proses belajar daringnya. Jadi ketua umum DMI sebenarnya sudah memikirkan itu.
Menurutnya, dulu pernah juga gagasan penyediaan jaringan internet di masjid disampaikan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika. Tapi waktu itu masih ada kendala dan belum memungkinkan untuk diwujudkan.
"Tapi setelah ada pandemi Covid-19 ini, rupanya semakin mendesak membutuhkan adanya fasilitas Wi-Fi di ruang publik khususnya di masjid, sambil mengajak anak-anak memiliki orientasi ke masjid," ujarnya.
Imam berpandangan, pengelolaan dana masjid diperlukan juga untuk memfasilitasi layanan publik seperti menyediakan kebutuhan anak-anak didik. Supaya ketika mereka harus belajar daring tidak mengalami kendala.
Mungkin nanti ada peminjaman alat belajar daring seperti warung internet tapi tidak bersifat komersial. Karena tujuannya untuk membantu anak-anak yang tidak punya alat untuk belajar daring. Tapi anak-anak yang punya dan dari keluarga mampu tidak menggunakan fasilitas yang diberikan masjid itu.
Ia menerangkan, dalam hal ini masjid mengidentifikasi anak-anak yang membutuhkan bantuan di lingkungannya. Seperti masjid yang telah menyediakan ATM beras agar orang-orang miskin bisa mendapatkan beras di masjid.
"Saya kita gadget dan Wi-Fi sebuah perangkat yang bisa dipikirkan, cuma ini berhubungan dengan persoalan yang sistematis termasuk dana dan kelangsungannya, tapi terlepas dari itu apa yang sudah berjalan masjid di Magelang dan Mataram bagus," jelas Imam.
Menurutnya, masjid yang menyediakan jaringan internet di Magelang dan Mataram sebagai langkah pionir harus ditiru. Harus bisa dilakukan di tempat lain dengan cara yang lebih bagus. Memang masjid di Jakarta beberapa ada yang sudah memiliki Wi-Fi tapi belum terbuka untuk anak-anak.