Rabu 05 Aug 2020 20:58 WIB

Umat Islam Disarankan Mengetahui Isi Piagam Madinah

Piagam Madinah merupakan suatu perjanjian formal.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Umat Islam Disarankan Mengetahui Isi Piagam Madinah. Foto ilustrasi: Kota Madinah tempo dulu.
Foto: Republika.co.id
Umat Islam Disarankan Mengetahui Isi Piagam Madinah. Foto ilustrasi: Kota Madinah tempo dulu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Piagam Madinah merupakan suatu perjanjian formal antara Nabi Muhammad SAW dengan semua suku yang ada di Yastrib, sebutan Madinah ketika itu. Sebagai umat, kita dianjurkan mengetahui isi perjanjian piagam madinah untuk melihat bagaimana pesan Rasulullah agar umat Islam saling membantu.

"Sebaiknya umat Islam mengetahui apa itu isi perjanjian piagam madinah," kata pengasuh Pesantren Tahfizul Qur'an dan Ilmu Hadist Barokah Madinah Al-Minangkabawi,  KH Zulkifli Ahmad Jundim Lc melalui dakwah virtualnya, Rabu (5/8).

Baca Juga

KH Zulkifli mengatakan, pada saat Rasulullah SAW berhasil membangun masyarakat Islam di Madinah, saat itu Madinah dihuni oleh tiga kelompok besar. Yaitu : Pertama, kelompok Muslim dari kalangan Muhajirin dan Ansar.  Kedua, kelompok musyrik, terdiri dari Bani Aus dan Khajraj. Ketiga, kelompok Yahudi yang terbagi dalam empat golongan, yaitu Bani Qainuqa, Bani Nadhir, Khaibar, dan Quraizah.

Rasulullah kemudian mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Ansar dengan sebuah ikatan, yaitu ikatan akidah Islam Dakwah Illallah. Dengan ikatan persaudaraan itu, sehingga kedua kalangan ini menjadi bersaudara atas dasar ikatan kalimat "Laailaha Illahllah."

Sementara itu, untuk mengatur interaksi dan hubungan dengan kaum Yahudi, Rasulullah membuat sebuah perjanjian yang dikenal dengan "Piagam Madinah"

Rasulullah bersabda: Bismillahirrahmanirrahim, ini adalah perjanjian dari Muhammad Nabi saw, antara kaum mukmin muslim dari kalangan Quraisy dan Yasrib, serta orang-orang yang mengikuti mereka. Mereka satu dengan yang lainnya telah bergabung dan berjuang bersama-sama. Sesungguhnya mereka adalah umat yang satu, yang berbeda dengan seluruh umat manusia lainnya.

Orang mukmin itu tidak boleh membunuh orang mukmin demi membela orang kafir, juga tidak boleh menolong orang kafir, yang menghadapi, orang mukmin.

Sesungguhnya jaminan Allah adalah satu. Dia melindungi orang-orang yang lemah. Kaum mukmin, sebagian mereka dengan sebagian yang lain, adalah saling tolong sesama manusia.

Orang yang mengikuti kami dari kalangan Yahudi, maka baginya adalah pertolongan dan keteladanan. Mereka tidak dianiaya dan tidak saling tolong dalam menghadapi kaum mukmin. Sesungguhnya keselamatan kaum mukmin adalah satu. Orang mukmin tidak saling menyerahkan urusannya kepada selain mukmin dalam perang di jalan Allah, kecuali atas dasar kesamaan dan keadilan di antara mereka.

"Itulah kutipan isi Piagam Madinah, yang mencerminkan persaudaraan sesama mukmin. Piagam tersebut menggambarkan betapa Islam mengatur hubungan antarsesama mukmin.

"Yang saling tolong-menolong dalam kebaikan, saling menyayangi sesama manusia, saling bantu dalam menghadapi musuh-musuhnya," katanya.

Namun, kodisi saling itu, kini sungguh jauh berbeda dengan kondisi kaum mukmin saat ini di kala sistem kehidupan bukanlah sistem Islam. Kaum mukmin tidak hidup dalam sebuah naungan daulah khilafah.

Karena, saat ini sesama Muslim aling bermusuhan, saling menanjolkan suku,kelompok dan golongan, primordialisme, muslim membantu kaum kafir membantai muslim lain. Dan bahkan ada yang membantu PKI untuk bangkit lagi," katanya.

Kata dia, piagam Madinah yang dibuat oleh Rasulullah itu kini hanya sebagai sebuah sirah yang ditulis di buku-buku, tanpa aplikasi. Sungguh rasa persaudaraan itu telah lenyap dan kian terkikis.

Dalam surah Al-Hujurat ayat 10  Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya mukmin itu bersaudara".

Menutup majelisnya, KH Zulkifl mengajak kita menengadahkan tangan kita kelangit, untuk memohon ampunan atas kekeliruan dan kelalaian kita selama ini.  "Mari kembali bersatu dalam panji-panji.Rasulullah Saw, hidupkan Dakwah Nubuah, jalin silaturahmi, ajak manusia kepada kebaikan dengan kasih sayang dan cegah mereka dari kemungkaran," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement