REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Kain tenun Tumanggal yang diproduksi warga Desa Tumanggal Kecamatan Pengadegan, mulai melebarkan pemasarannya ke luar negeri. Meski saat ini masih dibayangi pandemi Covid-19, kain tenun Tumanggal mulai dikirimkan ke Amerika Serikat.
''Saat ini mulai ada pesanan kain tenun Tumanggal untuk dikirim ke Amerika. Katanya untuk dibuat taplak,'' jelas Surati, perajin sekaligus pejabat Kepala Desa Tumanggal, Kamis (6/8).
Dia menyebutkan, selama ini mengandalkan pengiriman ke Bali sebagai pasar dalam negeri. Tetapi, ia mengakui permintaan sedang sepi karena jumlah wisatawan ke Bali pun menurun drastis.
''Dalam kondisi seperti ini, kami berupaya agar pasar lain agar kain tenun Tumanggal bisa tetap bisa dijual. Alhamdulillah, ada permintaan kiriman dari Amerika,'' katanya.
Kain Tenun Tumanggal, merupakan kain tenun yang dibuat dari benang antih. Benang antih ini merupakan benang yang pada jaman dulu banyak digunakan sebagai bahan baku kain buruh gendong.
Kepala Dinkop UKM Purbalingga, Budi Susetyo, menyatakan perajin yang saat masih memproduksi kain tenun dari benang antih ini, hanya ada di desa Tumanggal.
''Karena itu, kain tenunnya disebut kain tenun Tumanggal,'' katanya.
Dia menyatakan, Pemkab Purbalingga melalui dinas yang dipimpinnya, mendukung penuh produksi kain tenun Tumanggal. Bahkan sebelumnya, Dinkop UKM Purbalingga juga telah memberikan 6 paket alat tenun agar perajin benang antih di desa tersebut semakin] produktif.
''Kami juga berupaya agar kain tenun Tumanggal dapat dikreasikan menjadi produk-produk kerajinan. Antara lain seperti dibuat menjadi tas, dompet, sepatu, pernak-pernik dan juga bentuk kerajinan lainnya,'' katanya.
Bahkan dia menyatakan akan mengajak para desainer Purbalingga yang tergabung dalam Asosiasi Fashion dan Desainer Purbalingga (Afdega), untuk bisa berkreasi membuat pakaian berbahan dasar kain Tumanggal.
''Melalui berbagai upaya ini, kami berharap kain tenun Tumanggal bisa lebih dikenal dan diminati masyarakat,'' katanya.