REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rusia sedang mempersiapkan misi ke Bulan yang rencananya akan diluncurkan tahun depan. Misi akan dikirim dengan Pesawat luar angkasa Luna-25.
Badan antariksa Rusia (Roscosmos) pada bulan lalu juga mengkonfirmasi, bahwa unit penerbangan instrumen ilmiah Rusia telah dikirim dari Space Research Institute ke NPO Lavochkin, yang merupakan bagian dari Roscosmos.
Bahkan, situs Leonard David baru-baru ini menyebut, spesialis industri luar angkasa Rusia telah mulai memasang instrumen ilmiah itu di pesawat luar angkasa Luna-25.
Tak hanya itu, Badan Antariksa Eropa (ESA) juga digadang-gadang sedang membantu mengembangkan salah satu instrumen kendaraan pendarat Rusia di bulan itu. Dari sembilan instrumen yang dikembangkan, Rusia menggarap delapan, ESA mengembangkan salah satunya.
Kontribusi ESA untuk Luna-25 dilakukan pada PILOT-D. Ini adalah sebuah sistem navigasi relatif medan demonstran. Kontribusi tersebut dilakukan dengan maksud untuk mengeksplorasi kutub Selatan Bulan.
Laporan menyebut, instrumen Rusia akan meneliti komposisi, struktur dan sifat fisika-mekanis dari regolith kutub bulan, debu, serta eksosfer plasma di sekitar Kutub Selatan Bulan.
Meski demikian, sampai saat ini, belum ada pesawat ruang angkasa yang pernah atau mampu ke wilayah tersebut. Namun, lokasi itu dipandang oleh banyak negara sebagai situs pangkalan bagi Bulan di masa depan.
Proyek Rusia, Luna-15 yang dilaksanakan atas permintaan Akademisi Ilmu Pengetahuan Rusia (bagian dari Program Luar Angkasa Federal 2016-2025) dan dibiayai Roscosmos. Proyek itu diklaim akan diluncurkan pada Oktober 2021 mendatang.
Sebagai informasi, Luna-25 adalah pembuka dari program eksplorasi bulan Rusia. Proyek itu mencakup pada pengorbit dan pengirim material bulan kembali ke Bumi.
Sementara itu, seri terakhir dari pesawat ruang angkasa Luna yang telah beroperasi adalah misi penyelidikan Luna 24 pada 1976 silam. Proyek itu menjadi misi ketiga Soviet untuk mengambil kembali roket ke sampel permukaan Bumi.