REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah dan Universitas Padjajaran bersiap untuk uji klinis vaksin Sinovac fase III pada Agustus ini. Dibutuhkan 1.620 relawan untuk ikut uji klinis vaksin Made In China ini.
Ketua Tim Riset Vaksin Covid-19 Kusnandi Rusmil menjelaskan vaksin ini nerupakan vaksin yang terbuat dari virus yang dimatikan. Vaksin ini telah melalui uji klinik fase 1 dan 2.
Sebelum diedarkan massal di Indonesia, uji klinik fase III akan dilaksanakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan PT Bio Farma dan Badan Litbangkes.
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efikasi keamanan dan respons kekebalan tubuh setelah pemberian 2 dosis vaksin SARS-COV-2. Uji klinis ini gratis, relawan tidak dibayar," ujar Kusnandi dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id.
Lalu apa syarat jika relawan ingin ikut uji klinis? Kusnandi mengatakan, sebelum calon relawan dinyatakan dapat terlibat dalam penelitian, harus melewati pemeriksaan fisik dan wawancara untuk memastikan kriteria.
Syarat pertama adalah dewasa sehat usia 18 sampai 59 tahun, yang selama pandemi Covid-19 ini senantiasa menjaga dirinya dari risiko penularan dengan implementasikan physical distancing, dan menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan anjuran pemerintah.
Relawan yang dicari sebaiknya berdomisili di Bandung dan tidak berencana pindah dari wilayah penelitian sebelum penelitian selesai.
Relawan bukan wanita yang hamil, menyusui atau berencana hamil selama periode penelitian. Relawan juga tidak memiliki riwayat terinfeksi Covid-19 (akan dilakukan tes terhadap apus tenggorokan dan rapid test untuk mengetahui apakah Anda sedang atau pernah terinfeksi Covid-19).
Relawan juga tidak mengalami penyakit ringan, sedang atau berat, kelainan atau penyakit kronis, kelainan darah, terutama penyakit infeksi dan demam (suhu 37,5 derajat celcius).
Relawan tidak memiliki riwayat penyakit asma, alergi terhadap vaksin. Relawan juga tidak memiliki riwayat penyakit pembekuan darah yang tidak terkontrol atau kelainan darah. Tidak memiliki kelainan atau penyakit kronis (penyakit gangguan jantung yang berat tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, diabetes, penyakit ginjal dan hati, tumor, penyakit epilepsi atau ayan atau penyakit gangguan saraf, dan lainnya).
Relawan juga sebaiknya tidak memiliki riwayat penyakit gangguan sistem imun dan pada 4 minggu terakhir tidak menerima terapi yang dapat mengganggu respons imun (misalnya imunoglobulin intravena, produk yang berasal dari darah, atau terapi kortikosteroid jangka panjang (kurang dari 2 minggu).
Relawan yang dibutuhkan tidak mendapat imunisasi apapun dalam waktu 1 bulan ke belakang atau akan menerima vaksin lain dalam waktu 1 bulan ke depan. Dalam 14 hari sebelum dimulainya penelitian, tidak memiliki riwayat kontak dengan pasien terinfeksi corona virus. Serta calon relawan juga tidak memiliki riwayat kontak dengan pasien yang menunjukkan demam atau gejala sakit saluran pernapasan yang berdomisili di daerah atau komunitas yang terdampak Covid-19.
Jubir Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjajaran Dr Rodman Tarigan SpAK,MKes, menambahkan dari 1.620 relawan yang dibutuhkan, saat ini sudah sekira 600 orang mendaftar jad relawan. Pendaftaran calon relawan Covid-19 dibuka hingga 31 Agustus 2019.
"Nanti kalau memenuhi kriteria awal, seleksi mulai 11 Agustus 2020," terangnya.
Sebelumnya, calon relawan vaksin Covid-19 harus mengikuti rapid test dan PCR. Menurutnya, meskipun para ahli menilai kedua tes ini kurang akurat, tim uji klinis vaksin Covid-19 tetap yakin bahwa semua relawan bisa bebas Covid-19 dengan dua metode tes tersebut.
"Tim uji klinis melakukan 2 skrining tersebut untuk menjaring seseorang terkena Covid-19 atau tidak. Jadi dua pemeriksaan ini sangat akurat," pungkasnya.