Selasa 11 Aug 2020 19:22 WIB

Pusat Pendidikan Islam Inggris Dibobol Berulang Kali

Pusat pendidikan Islam Inggris kehilangan hadiah untuk anak-anak karena dicuri.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ani Nursalikah
Pusat Pendidikan Islam Inggris Dibobol Berulang Kali. Pencurian/Maling (Ilustrasi)
Foto: pixabay
Pusat Pendidikan Islam Inggris Dibobol Berulang Kali. Pencurian/Maling (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PRESTON -- Pusat Pendidikan Islam Daarul Arqam di Preston, Inggris mengalami pencurian pada akhir pekan lalu. Akibatnya, benda-benda berharga yang akan digunakan sebagai hadiah bagi anak-anak setempat lenyap tak bersisa.

Pencurian menemui titik terang karena pelaku tertangkap kamera pengawas (CCTV) Daarul Arqam. Dalam rekaman CCTV terlihat ada pemuda yang masuk ke Daarul Arqam secara paksa pada 8 Agustus pukul 10.20 waktu setempat. Ia masuk dengan cara memecah beberapa kaca dan melompat ke dalam.

Baca Juga

Setelah menghabiskan waktu di dalam Daarul Arqam, pemuda itu keluar lewat pintu depan. Ia pergi menggunakan sepeda yang sebenarnya kado bagi anak-anak setempat.

Aksinya tak berhenti sampai disitu. Pelaku lalu datang lagi mengajak temannya untuk melakukan pencurian lagi. Atas pencurian itu, dua unit sepeda senilai Rp 6 juta masing-masingnya dan kado-kado lain, speaker serta laptop.

"Hati saya sungguh hancur. Kami bekerja keras siang malam agar membuat kebaikan demi kebaikan. Tapi tak disangka hal ini terjadi, kami meminta publik ikut membantu menemukan pelaku," kata pemilik Daarul Arqam Muhammad Javed Ally dilansir dari Lanchester Live, Selasa (11/8).

Ally sudah meminta bantuan polisi usai mendapati tindak pencurian beberapa jam setelah kejadian. Polisi tiba dengan cepat untuk mengecek situasi lalu melakukan olah TKP. Ally menduga pelaku sebenarnya menyasar pipa tembaga yang ada di Daarul Arqam karena tengah mengerjakan renovasi sistem penghangat.

"Kami menyediakan kelas buat orang dengan semua usia sekaligus memberi ruang agar anak-anak tidak hidup di jalanan, tapi kejadian (pencurian) ini malah menimpa kami," kata Ally.

Ally mengakui ini bukan insiden pencurian pertama yang dialami lembaganya. Kejadian serupa pernah terjadi tahun lalu ketika seseorang mencuri kotak amal.

"Kami mengharapkan dukungan pendanaan agar lembaga ini bisa punya sistem keamanan lebih baik, tapi tidak ada yang mendengar," ujar Ally. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement