REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Pemerintah Taiwan berencana meningkatkan anggaran belanja pertahanannya sebesar 10,2 persen untuk tahun depan. Hal itu diyakini dilakukan guna menghadapi ancaman China.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada Kamis (13/8) mengusulkan agar anggaran pertahanan untuk 2021 sebanyak 453,4 miliar dolar Taiwan. Tahun ini Taiwan menganggarkan dana sebesar 411,3 miliar dolar Taiwan.
Menurut duta besar de facto Taiwan untuk Amerika Serikat (AS) Hsiao Bi-khim saat ini pihaknya sedang berdiskusi dengan Washington untuk memperoleh ranjau laut guna mencegah pendaratan kapal amfibi.
Taiwan juga tengah membicarakan pembelian rudal jelajah untuk pertahanan pantai.
Hsiao mengungkapkan Taiwan menghadapi masalah kelangsungan hidup yang eksistensial. Hal itu mengingat klaim teritorial dan kedaulatan China atas pulau tersebut.
Oleh sebab itu dia menilai Taiwan perlu memperluas kemampuan asimetrisnya. “Apa yang kami kami maksud dengan kemampuan asimetris adalah hemat biaya, tapi cukup mematikan untuk menjadi pencegahan. Untuk membuat pertimbangan invasi sangat menyakitkan,” ujar Hsiao, dikutip laman the Straits Times.
Hsiao mengungkapkan Taiwan juga ingin memperkuat pertahanan di pulau-pulau yang dikuasainya di Laut China Selatan. Sebagian besar wilayah perairan internasional itu diketahui turut diklaim oleh China.
“Untuk Taiwan, prioritas kami dalam kelangsungan hidup kami melibatkan pembangunan pertahanan Taiwan sendiri, tapi juga pulau-pulau yang saat ini dikuasai Taiwan di Laut Cina Selatan,” kata Hsiao.
Taiwan berambisi memperkuat pertahanan militernya, terutama guna menghadapi ancaman Cina. Tahun lalu Departemen Luar Negeri AS menyetujui penjualan senjata senilai 10 miliar dolar AS, termasuk 106 tank M1A2 Abrams dan 66 jet tempur F-16V.