REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) melaporkan 103 kasus baru infeksi virus korona. Kenaikan tertinggi di Negeri Ginseng setelah berbulan-bulan. Pemerintah pun khawatir penyebaran virus di ibu kota Seoul dan kota-kota lainnya akan kembali sulit dikendalikan.
Sebab, semakin banyak warga yang berkerumun di ruang-ruang publik. Pada Jumat (14/8), Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korsel (KCDC) mengumumkan dengan kasus baru kini total kasus infeksi di Negeri Ginseng menjadi 14.873 termasuk 309 pasien yang meninggal dunia.
Delapan puluh tiga kasus baru terjadi di pemukiman padat penduduk di metropolitian Seoul. Pemerintah sempat kewalahan menahan laju penyebaran di ibukota tersebut. Kabarnya kota-kota besar seperti Busan, Gwangju dan Ulsan juga mengalami kenaikan jumlah kasus infeksi.
Pihak berwenang mengatakan kenaikan jumlah kasus infeksi harian didorong oleh penyebaran di dalam negeri. Menurut pejabat kesehatan Korsel penyebaran virus di dalam negeri dapat lebih buruk lagi karena angka wisatawan selama musim panas meningkat tajam.
Sementara itu, China melaporkan delapan kasus infeksi dalam negeri, semuanya dilaporkan terjadi di utara Xinjiang. Pihak berwenang Negeri Tirai Bambu juga melaporkan 22 kasus impor.
Kasus-kasus dari luar negeri itu terjadi pada wisatawan China yang baru pulang. Sejauh ini, China melaporkan 84.786 kasus infeksi termasuk 4.634 kasus kematian. Kota semi-otonom melaporkan 69 kasus infeksi baru dan tiga kasus kematian.
Pusat keuangan Asia itu mewajibkan pemakaian masker di semua ruang publik. Mereka juga menerapkan peraturan pembatasan sosial yang ketat. Dari awal pandemi hingga saat ini Hong Kong sudah mengkonfirmasi 4.312 kasus infeksi dan 66 kasus kematian.