Senin 17 Aug 2020 23:42 WIB

13 Warga Bogor Positif Covid-19 di Hari Kemerdekaan

13 warga Bogor yang positif tertular dari klaster keluarga di Bogor Barat

Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim.
Foto: Republika/Nugroho Habibi
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pada saat warga Kota Bogor memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-75 RI, ada 13 warga Kota Bogor yang ditemukan terkonfirmasi positif COVID-19, seluruhnya warga Kelurahan Sempak Kecamatan Bogor Barat.

"Saya mendapatkan laporan dari Dinas Kesehatan Kota Bogor, ada tambahan 13 orang warga Kota Bogor terkonfirmasi positif COVID-19. Mereka seluruhnya tertular dari klaster keluarga di Bogor Barat," kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Kota Bogor, Dedie A Rachim, di Kota Bogor, Senin.

Menurut Dedie A Rachim, penemuan 13 kasus baru yang terkonfirmasi positif COVID-19 ini merupakan hasil penelusuran dari klasterkeluarga di Kelurahan Sempak Kecamatan Bogor Barat yang sebelumnya telah ditemukan kasus positif dan terakumulasi sampai 22 kasus.

Wakil Wali Kota Bogor ini menjelaskan, di klaster Semplak sebelumnya ditemukan kasus positif yang terakumulasi sampai 22 kasus. Dengan adanya tambahan 13 kasus positif baru, maka akumulasi kasus positif pada klaster keluarga Semplak menjadi 35 kasus positif.

"Dari 35 kasus positif di klaster keluarga Semplak, 29 orang adalah warga Kota Bogor serta enam orang warga Kabupaten Bogor," katanya.

Dedie menyatakan prihatian terhadap penemuan kasus positif COVID-19 di Kota Bogor yang semakin meningkat ini.

"Penemuan kasus baru ini, memberikan makna bahwa Kota Bogor yang berada di zona oranye atau risiko sedang, masyarakatnya harus betul-betul mematuhi protokol kesehatan secara ketat,” katanya.

Dedie menyebut, asal-usul penularan COVID-19 di rumah tangga dari "imported case" atau dari aktivitas warga Kota Bogor bepergian ke luar Kota dan tertular COVID-19 dan setelah kembali, menularkan keluarganya.

Jadi, penularan pada klaster keluarga ini, kemungkinan penularannya dari anggota keluarga yang bepergian jauh ke daerah lain atau warga Kota Bogor yang memang bekerja di luar Kota Bogor yakni di daerah zona merah.

Karena itu, kata dia, warga Kota Bogor harus benar-benar disiplin menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Ketika ditanya, apakah 13 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 tersebut seluruhnya sudah diisolasi di rumah sakit, Dedie menyatakan, belum menerima laporan perkembangannya.

"Mereka terkonfirmasi positif dari hasil penelusuran dan hasil tes swab sebelumnya. Ini sangat memprihatinkan, karena ini klaster keluarga terbesar, mungkin juga terbesar di Indonesia," katanya.

Dedie mengingatkan warga Kota Bogor, untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan. Pemerintah Kota Bogor menerapkan pembatasan sosial pra-adaptasi kebiasaan baru (PSBB Pra-AKB) bukan berarti Kot Bogor sudah aman.

"Pemerintah Kota Bogor memberikan kelonggaran pada beerapa sektor ekonomi yang tidak dikecualikan agar perekonomian rakyat di Kota Bogor kembali bergairah, tapi bukan berarti warganya tidak lagi menerapkan protokol kesehatan," katanya.

Dedie menegaskan, meskipun Pemerintah Kota Bogor menerapkan PSBB Pra-AKB tapi warga Kota Bogor harus terus disiplin menerapkan protokol kesehatan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement