REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) setiap tahun memberikan beasiswa kepada para mahasiswa yang berasal dari keluarga sederhana atau dhuafa.
“Setiap tahun, Yayasan BSI melalui UBSI memberikan Beasiswa Khusus kepada ratusan calon mahasiswa UBSI,” kata Pengurus Yayasan Bina Sarana Informatika (BSI), Naba Aji Notoseputro, dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (21/8).
Ia menambahkan, program Beasiswa Khusus itu ditujukan kepada putra/i dari orang-orang yang berkemampuan finansial terbatas tapi mereka memiliki potensi akademik yang baik. “Bahkan, beasiswa itu juga diberikan kepada anak-anak muda dari keluarga sederhana atau dhuafa yang saat ini tengah bekerja di suatu perusahaan atau lembaga. Jadi, mereka bisa bekerja sambil kuliah,” tutur Naba.
Ia menjelaskan, Beasiswa Khusus tersebut diberikan agar sebanyak mungkin anak-anak muda Indonesia bisa menimba ilmu di bangku perguruan tinggi, khususnya UBSI.
“Semua orang berhak kuliah. Bagaimanapun keadaan sosial ekonominya, para pemuda Indonesia berhak untuk meraih ilmu dan kehidupan yang lebih baik dengan cara kuliah di perguruan tinggi. Biaya tidak boleh menjadi halangan bagi para remaja Indonesia untuk kuliah,” tegas Naba Aji.
Karena itulah, ungkapnya, sejak awal didirikan lebih 32 tahun lalu, Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI), menerapkan biaya kuliah yang terjangkau. Tujuannya agar sebanyak mungkin, orang bisa kuliah. “Hingga saat ini, UBSI merupakan salah satu perguruan tinggi yang biaya kuliahnya terjangkau,” ujarnya.
Selain itu, UBSI menyediakan bermacam-macam beasiswa untuk para mahasiswanya. Ada Beasiswa Prestasi (dikaitkan prestasi akademik dan non-akademik), Beasiswa Talenta (dikaitkan dengan bakat atau talenta), dan Beasiswa Bikom (beasiswa kompetensi).
Satu lagi, Beasiswa Khusus yang diberikan kepada mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu, namun mempunyai potensi akademik baik serta semangat yang tinggi untuk belajar. “Melalui Beasiswa Khusus ini, kami memberikan kesempatan kepada ratusan pemuda Indonesia setiap tahun, untuk kuliah di UBSI,” ungkap Naba.
Ia menambahkan, “Harapan kami, setelah mereka lulus dari UBSI, baik sebagai Ahli Madya (D3) maupun Sarjana (S1), mereka dapat mengangkat derajat kehidupan dirinya dan keluarganya, serta dapat mengubah nasibnya menjadi lebih baik. Baik dengan cara bekerja di lembaga maupun perusahaan swasta dan BUMN, ataupun merintis usaha bisnis.”
Para pendiri UBSI, "percaya bahwa salah satu cara untuk mengubah nasib dan mengangkat derajat kehidupan bangsa Indonesia adalah melalui pendidikan tinggi,” ujar Naba Aji.