REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Andika Perkasa, menyebutkan, dari rencana pengadaan 20 unit lab PCR untuk rumah sakit (RS) TNI AD melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hanya empat yang terealisasi hingga saat ini. Padahal, RS TNI AD di daerah-daerah membutuhkannya karena pasti merawat pasien Covid-19.
"Pengadaan melalui BNPB, kita ada 20 unit lab PCR dan kita sudah rencanakan untuk penempatan di 20 RS. Tapi sampai dengan sekarang realitanya hanya empat dari pengadaan yang 20 itu. Itu pun sampai dengan sekarang kontraknya belum dilakukan," ungkap Andika dalam peringatan Hari Ulang Tahun BPPT ke 42 Tahun di Jakarta, Senin (24/8).
Andika mengatakan, dari 68 RS TNI AD di seluruh Indonesia, hanya ada enam lab PCR. Padahal alat tersebut amat dibutuhkan saat ini karena RS TNI AD juga merawan pasien Covid-19 meski secara teori RS rujukan untuk pasien Covid-19 sudah ditentukan disetiap daerah provinsi atau kabupaten.
"Praktiknya, human nature. Orang yang sakit dan orang yang sakit belum tentu dia tau dia kena Covid, selalu mencari RS terdekat, sehingga seluruh RS kami itu pasti merawat pasien Covid," ujar Andika.
Dia menceritakan, pada awal Maret 2020, pihak TNI AD hanya memiliki satu lab PCR di RS Pusat AD Gatot Soebroto. Pada saat itu, TNI AD mendapatkan bantuan pinjaman satu lab PCR dari BPPT yang kemudian ditempatkan di RS TK.II Moh Ridwan Meuraksa, Jakarta.
"Jadi di saat-saat seperti itu kehadiran lab PCR kedua melalui mobile lab BSL-II yang di RS Ridwan itu sangat-sangat signifikan. Dan hari ini Kepala BPPT juga akan meminjamkan satu lagi mobile lab BSL-II yang second generation," jelas dia.
Menurut Andika, bantuan mobile lab BSL-II tersebut rencananya akan ditempatkan di RS TNI AD terbesar di Sumatera Utara, yakni RS Putri Hijau. Bantuan tersebut, kata dia, secara signifikan membantu penanganan Covid-19 yang dilakukan oleh TNI AD. Dia pun berharap, pengadaan 20 lab PCR bisa direalisasikan segera.
"Dari enam yang sudah kami punya, itu empat pengadaan yang sampai sekarang kontraknya belum, kami berharap 20 lab di 20 RS ini bisa segera. Tapi segeranya kan kita tidak tahu dan ini lab import," kata dia.
Pada kesempatan itu, Andika juga mengatakan, terdapat 21 prajurit maupun PNS di lingkungan TNI AD yang meninggal akibat Covid-19. Selain itu, lebih dari 900 prajurit maupun PNS di lingkungan TNI AD yang terkonfirmasi positif Covid-19. Karena itu, TNI AD menilai perlunya upaya ekstra dalam penanganan Covid-19.
"Sampai dengan saat ini di Angkatan Darat sudah 21 PNS maupun prajurit meninggal karena Covid, kemudian per hari ini 900-an tersebar di seluruh Indonesia PNS maupun prajurit itu juga positif. Jadi kita membutuhkan usaha usaha ekstra dibandingkan bergantung dengan rencana," ujar Andika.
Ia pun menilai pentingnya inovasi dan teknologi yang dikembangkan BPPT dalam upaya penanganan Covid-19. Sebab, hal itu dibutuhkan fasilitas layanan kesehatan yang menangani Covid-19, termasuk RS TNI AD.