Rabu 26 Aug 2020 20:12 WIB

Seorang Anak Gizi Buruk Dirawat di RS Latumeten

Anak tersebut mengalami gizi buruk karena keterbatasan ekonomi.

Seorang Anak Gizi Buruk Dirawat di RS Latumeten. Ilustrasi
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Seorang Anak Gizi Buruk Dirawat di RS Latumeten. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Seorang anak penderita gizi buruk Imanuel Laicewery (tujuh tahun), saat ini menjalani perawatan di Rumah Sakit tingkat II dr J.A Latumeten Ambon.

Pasien setelah melakukan pemeriksaan di poliklinik RSUP Dr Leimena dirujuk ke rumah sakit karena selama beberapa tahun terakhir mengalami gizi buruk, karena keterbatasan ekonomi keluarga dimana pekerjaan orang tua sebagai tukang becak.

Baca Juga

"Anak saya sejak usia empat tahun mengalami gizi buruk, saat ini usianya tujuh tahun dengan berat badan delapan Kg," kata Rina Laicewery (33) orang tua Imanuel, Selasa (25/8).

Rina mengatakan, mengetahui anaknya mengalami gizi buruk saat usia empat tahun 11 bulan dengan berat badan lima Kg. "Saat itu kami ke dokter untuk memeriksakan kondisi Imanuel yang sakit dan ternyata menderita gizi buruk," katanya.

Kondisi gizi buruk yang dialami Imanuel sempat mendapat perhatian dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Ambon melalui Puskesmas Air Salobar dengan diikutkan program pemberian makanan tambahan di 2018. Ia menjelaskan, bantuan makanan tambahan dari Puskesmas Air Salobar diberikan selama tiga bulan yakni 1 Oktober-30 Desember 2018.

"Makanan tambahan diberikan selama tiga bulan oleh petugas gizi Puskemas Air Salobar. Saya mengambil langsung ke puskesmas setiap hari selama 90 hari," katanya.

Ia menjelaskan, pemberian makanan tambahan merupakan upaya menaikkan berat badan ke ukuran normal yakni 10-14 Kg. "Sejak pemberian makanan tambahan tersebut berat badan anak saya belum mencapai berat normal, selanjutnya tidak lagi menerima makanan tambahan atau kunjungan dari petugas puskesmas," ujarnya.

Selain menerima bantuan makanan tambahan, ia juga dibantu Yayasan Berkat Ambon untuk memeriksakan kondisi Imanuel di dokter sejak 2018 dan 2020. Hasil pemeriksaan di poliklinik RSUP dr Leimena kondisi Imanuel HB-nya tiga dengan kondisi malnutrisi.

"Kami kembali bertemu kakak Mey dari Yayasan Berkat Ambon di tahun ini, yang membawa anak kami untuk diperiksa di poliklinik selanjutnya dirawat di RS, kami berharap kondisi anak kami kembali normal sehingga anak kami bisa menikmati pendidikan dan bermain dengan teman-temannya," kata Rina.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement