Ahad 30 Aug 2020 06:23 WIB

Kegerus Jadi Program Sandi Atasi Masalah UMKM

Kegerus merupakan akronim Keroyok, Gerilya, dan Urai Satu-Satu.

Pengusana nasional Sandiaga Salahuddin Uno.
Foto: @sandiuno
Pengusana nasional Sandiaga Salahuddin Uno.

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta -- Pandemi Covid-19 sejak Maret lalu, berdampak  pada lesunya perekonomian nasional, khususnya sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bidang pertanian. Keluhan tersebut disampaikan Sumariati, petani tomat dan bawang asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTT) kepada pendiri OK OCE Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno.

Sumariati disampaikan, Sandi mengeluhkan nasib ribuan petani tomat dan bawang di Lombok Timur yang merugi karena harga jual komoditas yang murah saat musim panen.

Menurut Sandi, masalah yang dialami petani harus dihadapi dengan strategus kepala dingin. Pelaku usaha diharapkan tidak saling menyalahkan, tetapi bijak menghadapi masalah lewat sistem perdagangan yang sederhana, terbuka, dan berkeadilan.

Sandi menyebut, sistem tersebut dinamakan Kegerus, yang merupakan akronim Keroyok, Gerilya, dan Urai Satu-Satu. "Keroyok, kita harus mampu menyelesaikan masalah ini, selesaikan dengan satu konsep distribusi sederhana, terbuka dan berkeadilan," ucap Sandi dalam webinar bersama OK OCE Indonesia dan Agricon Indonesia bertajuk 'Strategi Bisnis Pertanian di Tengah Pandemi bagi UMKM' di Jakarta pada Sabtu (29/8).

Sandi menjelaskan, langkah Gerilya adalah datang ke tempat langsung. Selanjutnya, Urai Satu-Satu masalahnya, duduk bersama, dan menyelesaikan masalah.

Tidak hanya itu, Sandi berharap adanya inovasi dan sinkronisasi dari para pelaku usaha. Misalnya, petani tidak lagi menjual komoditas mentah ke pasar, tetapi mengolah hasil panennya terlebih dahulu guna meningkatkan nilai ekonomis produknya.

Langkah tersebut disampaikannya seperti yang dilakukan Imel, pemilik sambal kemasan merek Bu Kribo. Sambal yang semula merupakan pelengkap makanan khas tradisional diangkat potensinya dengan dikemas secara khusus. "Mungkin sambel bisa diolah menjadi sambal taliwang, adanya ghost kitchen bisa bekerja sama dengan petani di Lombok Timur," kata Sandi memberi pesan.

Ketahanan pangan

Inovasi dan pengembangan bisnis yang dilakukan UMKM, Sandi menegaskan, dapat membangun ketahanan pangan dari lingkup keluarga. "Kita jangan sampai ketinggalan jaman, ayo bergerak ke pangan hadirkan inovasi pangan dari hulu ke hilir," ucap Sandi.

Langkah tersebut dijelaskan Sandi merujuk fakta yang menyebutkan Indonesia merupakan negara yang sangat rentan pada harga pangan, imbas impor yang cukup tinggi.

Jumlah impor Indonesia tercatat sebesar 50 persen dari kebutuhan nasional. Sandi menyatakan, tanah di negeri ini subur dan petani rajin bekerja. "Kita harus hadirkan ketahanan pangan. Dengan pandemi ini kita harus mengkonsumsi berbasis needs (kebutuhan), yang tadinya berbasis wants (permintaan)," kata wakil gubernur DKI Jakarta periode 2017-2018.

Ketahanan pangan ditegaskan Sandi dapat dimulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan. Seperti di lingkungan rumah Sandi yang kini dibangun Selong Farm.  Masing-masing warga Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan katanya menanam sayur mayur di halaman rumah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement