Selasa 01 Sep 2020 14:37 WIB

Drone Iran Hasil Jiplak Hingga Jadi Senjata Bisa Tembus Baja

Iran mampu menjiplak drone AS untuk propaganda dan menunjukkan keandalan

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Sebuah drone buatan Iran (ilustrasi)
Foto: presstv
Sebuah drone buatan Iran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran berinvestasi besar pada teknologi pesawat tanpa awak atau drone. Pada Senin (31/8) kemarin media Israel, The Jerusalem Post melaporkan kantor berita Iran, Fars News mempublikasikan laporan tentang pameran drone Kementerian Pertahanan Iran.

Fars mengaku Iran sedang meningkatkan kemampuan mereka untuk menjadi salah satu dari 'lima negara terbaik di dunia dalam bidang drone tempur'. Fars mengatakan Iran sedang memperbaiki ketepatan, kendali dan 'terobosan besar' lainnya drone mereka.

Baca Juga

The Jerusalem Post melaporkan tidak diketahui kapan pameran itu digelar. Tapi Fars News memberikan perhatian yang besar mengenai kemampuan baru senjata-senjata Iran yang kabarnya dapat mengancam Amerika Serikat (AS), Israel, dan sekutu-sekutu mereka di kawasan.

Iran sudah berhasil memamerkan mereka mampu memproduksi massal dan sesuai standar sejumlah seri drone yang cukup sukses seperti seri Ababil, Mohajer dan sekarang Karar dan Fotros. Karar tampaknya semacam rudal kendali atau drone kamikaze (meledak saat mencapai sasaran). Sementara Fotros dirancang untuk menyerupai drone IAI Heron milik Israel. Banyak drone-drone Iran yang menjiplak drone AS.

Pakar pertahanan udara AS, David Hambling menulis di Fobes, Iran mengumpulkan drone  RQ-4A Global Hawk yang mereka tembak jatuh tahun lalu. Hambling mengatakan Iran menyatukan kembali pecahan pesawat tanpa awak tersebut.

Menurutnya langkah bertujuan dua hal pertama propaganda dan kedua intelijen. Iran berusaha mengumpulkan data mengenai kemampuan Global Hawk.

Namun tujuan sebenarnya untuk memberikan informasi pada industri drone Iran yang sedang berkembang. Iran menghidupkan kembali Global Hawk dari kepingan-kepingan yang mereka hancurkan.

"Prediksi ini berdasarkan pola pengembangan drone Iran yang konsisten, mereka mungkin tidak bagus dalam membangun rancangan yang original, tapi Iran garda depan dunia dalam meniru drone musuh," tulis Hambling di Forbes pada 16 Juli lalu.

Ketika Iran mengklaim mengambil drone Boeing Insitu ScanEagle milik AS pada 2012 lalu. Washington mengaku tidak ada drone mereka yang hilang. Tapi ada foto yang menunjukkan Iran menerbangkan pesawat tanpa awak yang menyerupai drone Angkatan Laut AS tersebut.

The Jerusalem Post menulis drone-drone Iran pada tahun 1980-an cenderung inovatif dan unik. Tapi sekarang mereka ingin meniru drone AS seperti Predator dan Sentinel atau drone Israel, Elbit Hermes 450 baik untuk propaganda atau keandalan.

Kabarnya Iran memasang roda belakang di drone Fotros yang jarang terlihat. Berdasarkan prototipe tahun 2013 drone tersebut terbang. Iran menampilkan banyak model yang sudah ada.

Kementerian Pertahanan Iran tidak mengungkapkan kemampuan drone-drone tersebut. Media Iran mengklaim Teheran berhasil mengembangkan jenis rudal baru termasuk 'bom penembus lapis baja'.

Iran juga mengatakan mereka memperbaharui Mohajer-6, salah satu seri drone Mohajer. Drone tersebut juga jiplakan dari pesawat tanpa awak negara lain, tampaknya meniru Denel Dynamics Seeker dari Afrika Selatan.

Teheran mengatakan mereka mempersenjatai Mohajer-6 dengan bom di bawah sayapnya. Mereka merilis video drone itu menembak sasaran. Iran mengatakan pesawat tanpa awak itu digunakan untuk melawan pemberontak Kurdi.

Sementara drone Karar sebenarnya adalah rudal kendali yang dapat terbang 900 kilometer dengan hulu ledak sebesar 250 kilogram. Iran juga mengaku berinvestasi pada senjata yang mereka sebut bom Simorgh.

Tidak terlalu jelas mengenai bom tersebut sebab Simorgh juga nama roket kendaraan peluncur ruang angkasa orbital berkapasitas kecil dan juga salah satu nama seri drone Iran. Teheran mengatakan Karar dipersenjatai bom MK-82 dan sistem kendali. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement