Selasa 01 Sep 2020 22:15 WIB

Yang Mempertemukan Tiga Agama Samawi: Yahudi, Kristen, Islam

Terdapat hal yang mempertemukan hubungan tiga agama samawi.

Terdapat hal yang mempertemukan hubungan tiga agama samawi. Ilustrasi tiga agama samawi.
Foto: Republika/Mardiah
Terdapat hal yang mempertemukan hubungan tiga agama samawi. Ilustrasi tiga agama samawi.

REPUBLIKA.CO.ID, “Agama Islam, Kristen dan Yahudi memiliki pertalian satu sama lain. Jika para penganut agama-agama ini sadar bahwa mereka saling terhubung, maka bisa dipastikan mereka akan hidup da lam suasana rukun dan damai,” ungkap Mo hammed dalam karya tulisnya, Building Bridges of Peace and Justice yang dipublikasikan Muslim Journal (2003).

Agama Kristen muncul setelah Yahudi, sedangkan Islam datang sesudah Kristen. Secara historis, ketiga agama besar tersebut memiliki hubungan ‘kekerabatan’. Meskipun begitu, kata Mohammed lagi, kita harus menyadari juga bahwa ketiga-tiganya berada dalam persaingan satu sama lain.

Baca Juga

Baik agama Yahudi, Kristen, maupun Islam, sama-sama mengakui bahwa manusia berasal dari Adam dan Hawa. Namun demikian, menurut tradisi Kristen, manusia menerima dosa warisan lantaran perbuatan kedua nenek moyang mereka tersebut. Sementara, di dalam Islam tidak dikenal yang namanya dosa warisan. Setiap manusia terlahir di bumi dalam keadaan suci bersih.

“Meski berbeda satu sama lain dalam memandang sifat asal manusia tersebut, ketiga agama samawi tersebut memiliki pesan kebajikan yang berlaku universal. Beberapa di antaranya adalah kebaikan (kindness), keadilan (justice), perdamaian (peace), dan masih banyak lagi,” tulis Lynn Kunkle dalam makalahnya, Ethics & Pro-Social Values in Judaism, Christianity and Islam.

Di dalam ajaran agama Yahudi dan Nasrani dikenal adanya ‘Sepuluh Perintah Allah’ atau biasa juga disebut dengan istilah Ten Commandments. Sesuai namanya, ajaran tersebut memuat sepuluh kewajiban yang diembankan Tuhan kepada Bani Israil. Antara lain berupa perintah untuk menyembah dan mengesakan Allah, menghormati orang tua, serta kewajiban menjaga hari Sabat.

Di samping itu, Ten Commandments juga memuat sejumlah larangan, yaitu tidak boleh menyembah berhala, menghujat, membunuh, berzina, mencuri, berdusta, dan merasa iri. Meski sama-sama mengakui kesepuluh perintah Tuhan itu, berbagai kelompok sekte yang terdapat di kalangan Yahudi dan Nasrani memiliki per bedaan pandangan dalam menafsirkan ajaran tersebut.

Di dalam ajaran Islam sendiri, semua perintah Tuhan tersebut di atas tetap menjadi kewajiban bagi setiap Muslim. Terutama perintah untuk mengesakan Allah—yang merupakan fondasi paling penting dalam sistem keimanan seorang Muslim, itu betul-betul ditegasakn di dalam surat al-Ikhlas [112]. 

Untuk perkara menghormati orang tua, Alquran juga mengajarkan umatnya dengan sangat baik lewat surat Luqman [31] ayat 14-15. Sementara, pada ayat-ayat Allah lainya juga ditemukan adanya larangan berkata dusta, mencuri, dan berzina.

Meskipun begitu, di dalam Islam tidak lagi dikenal istilah ‘sepuluh perintah’ seperti yang terdapat di kalangan Yahudi dan Nasrani. Itu dikarenakan kewajiban dan larangan yang difirmankan Allah SWT di dalam Alquran lebih terperinci lagi jumlahnya. Oleh karena itulah, Alquran juga disebut sebagai penyempurna kitab-kitab samawi sebelumnya.

Melalui gambaran kecil di atas menjadi jelaslah bahwa antara agama Yahudi, Nasrani, dan Islam memiliki benang merah yang tidak terbantahkan. Pesan-pesan kebajikan yang disampaikan oleh ketiga agama itu semestinya bisa mendorong manusia untuk membangun dunia yang harmonis. 

Akan tetapi, bila berkaca kepada realitas hari ini, kita mendapati permusuhan antarsesama penganut agama samawi tersebut kian berkembang di tengah-tengah masyarakat global, terutama di Barat?   

 

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement