REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku mengenal Eri Cahyadi sejak 2001. Secara tidak langsung, Risma ingin menegaskan dia adalah sosok yang mengkader Eri selama hampir dua dekade.
Risma bercerita, ia pernah dititipi ayahnya Eri agar digembleng pada 2001. Waktu itu, Risma masih menjabat sebagai Kepala Seksi Pendataan dan Penyuluhan Dinas Bangunan Kota Surabaya, kemudian dimutasi sebagai Kepala Cabang Dinas Pertamanan.
"Sekitar tahun 2001, bapaknya (Eri Cahyadi) itu nitipkan ke aku, 'tolong biar ikut Bu Risma'. Mbak Risma manggilnya waktu itu," kata Risma.
Risma kemudian menyampaikan kepada bapaknya Eri, jika mengikutinya untuk mendapatkan uang adalah keputusan salah. Namun, kata Risma, saat itu, bapaknya Eri tidak keberatan dan tetap mengharapkan agar anaknya digembleng Risma.
"Waktu itu saya bilang, 'Bapak, mohon maaf, di tempatku itu nggak ada uangnya. Nggak popo wis biar dia belajar sama Bu Risma. Bapaknya PNS," ujar Risma.
Sejak itulah Eri ikut bekerja membantu Risma. Risma mengatakan, apapun dikerjakannya saat itu. Eri tidak merasa keberatan untuk membantu Risma. Bahkan dia tidak keberatan jika harus pulang hingga dini hari. Risma memuji Eri dengan menyebutkannya sebagai sosok yang telaten.
"Terus, (Eri) ikut lah aku. Jadi, aku sampai jam dua pagi, dia juga bantu semua. Anaknya rajin, anaknya telaten, dan dia berani. Jadi, misalkan aku (ada masalah), (Eri bilang) O, nggak papa, Bu, biar saya yang turun," kata Risma.
DPD PDI Perjuangan secara resmi memberikan rekomendasi kepada Eri Cahyadi dan Armuji untuk maju pada Pilkada Surabaya 2020. Eri Cahyadi merupakan kepala Badan Perencana Kota Surabaya, yang juga sering disebut-sebut sebagai anak emas Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Sementara Armuji merupakan anggota DPRD Jatim, yang merupakan kader murni partai.