REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Bidang Unit Donor Darah PMI pusat dr Linda Lukitari Waseso mengatakan unsur TNI, Polri dan Aparatur Sipil Negara (ASN) menyumbang sekitar 50 persen persediaan atau pasokan darah di Tanah Air selama pandemi Covid-19.
"Penyumbang darah terbanyak memang dari tiga instansi tersebut. Mulai dari April hingga sekarang," kata dr Linda, Jumat (4/9)
Biasanya pasokan darah juga diperoleh dari komunitas-komunitas yang rutin mendonorkan darahnya. Termasuk pula para pekerja di kantor-kantor yang secara berkala melakukan donor darah di sejumlah unit donor darah PMI. Namun, sejak pandemi terjadi penurunan cukup signifikan.
"Sekarang mereka yang bekerja di kantor itu jarang melakukan donor darah karena adanya PSBB," katanya.
Bahkan, ada juga kelompok, komunitas dan individu yang awalnya telah mengagendakan donor darah, namun membatalkannya dengan alasan khawatir terpapar Covid-19.
Oleh karena itu, PMI di bawah komando Jusuf Kalla melalukan strategi "jemput bola" dengan mengajak TNI, Polri hingga ASN agar mau mendonorkan darah mereka. Secara umum, hingga kini ketersediaan darah secara nasional dan beberapa provinsi lainnya masih kekurangan terutama di ibu kota hingga 50 persen.
"Kekurangan secara nasional 20 hingga 30 persen. Tapi DKI Jakarta kekurangannya cukup tinggi karena kebutuhan darah juga tinggi," ujarnya.
Untuk menyiasati kekurangan tersebut, PMI menerapkan sistem bantuan darah dari provinsi lain yang memiliki pasokan cukup atau berlebih.