REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Sebuah survei telah menunjukkan terjadi kesenjangan besar antara Muslim Prancis dan masyarakat umum atas serangan di kantor Majalah Charlie Hebdo 2015 lalu.
Survei menunjukkan hanya 29 persen dari masyarakat Prancis memahami kemarahan yang timbul dari penerbitan karikatur tersebut, tetapi kebanyakan Muslim sangat merasakan kemarahan ini (73 persen).
Survei juga bahwa 88 persen masyarakat Prancis mengutuk para pelaku serangan, persentasenya turun menjadi 72 persen di antara Muslim.
Jajak pendapat tersebut dilakukan ketika 14 orang telah diadili pekan ini dengan tuduhan membantu dua orang pelaku penyerangam melakukan serangkaian tembakan pada 7 Januari 2015.
Dua belas orang meninggal dunia dalam serangan itu dan lima orang lainnya meninggal pada serangan berikutnya di Paris beberapa hari kemudian.
Pembunuhan itu terjadi setelah Majalah Charlie Hebdo menerbitkan kartun-kartun menghujat Nabi Muhammad (saw). Dilansir dari 5pillars pada Jumat (4/9), hasil survei menemukan bahwa:
- Sebanyak 10 persen Muslim Prancis mengutuk para pelaku penyerangan tetapi memiliki beberapa motivasi yang sama, proporsi yang tiga kali lebih tinggi daripada non-Muslim
- Sebanyak 5 persen Muslim Prancis mengatakan mereka tidak mengutuk para pembunuh, persentase hampir 3 persen non-Muslim
- Sebanyak 13 persen Muslim mengatakan mereka tidak peduli kepada para pembunuh. Proporsi tiga kali lebih tinggi daripada yang diamati di antara non-Muslim (4 persen)
- Sebanyak Proporsi Muslim Prancis yang menyatakan tidak mengutuk para pembunuh Charlie Hebdo dua kali lipat rata-rata nasional, 18 persen dibandingkan dengan 8 persen
Survei tersebut juga menunjukkan bahwa sekitar seperempat pemuda Muslim di bawah 25 tahun tidak secara eksplisit mengutuk para pelaku. Sedangkan 12 persen mengutuk mereka seraya mengaku membagikan beberapa alasan mereka.
Selain itu, temuan menunjukkan bahwa mayoritas opini publik Prancis (59 persen) yakin bahwa Charlie Hebdo benar menerbitkan kartun penghujatan atas nama kebebasan berekspresi. Di sisi lain, 69 persen Muslim percaya bahwa penerbitan kartun Nabi SAW adalah salah.
Sebanyak 41 persen Muslim menyatakan bahwa mereka tidak akan berpartisipasi dalam mengheningkan cipta, berkabung untuk menghormati para korban serangan itu. Presentasenya dua kali lebih tinggi dari seluruh masyarakat Prancis (20 persen).
Dan mayoritas Muslim juga mengatakan bahwa mereka tidak akan berpartisipasi dalam pawai yang diselenggarakan di bawah slogan "Je suis Charlie" (61 persen), dibandingkan dengan proporsi yang jauh lebih tinggi daripada yang diukur untuk semua masyarakat Prancis (47 persen).