Ahad 06 Sep 2020 20:33 WIB

Cuaca Akhir-Akhir Ini Terasa Gerah, Ini Penjelasan BMKG

Fenomena gerah yang dirasakan sekarang bertumpu pada pola kemarau tahun ini.

Rep: Febryan. A/ Red: Agus Yulianto
Udara panas menyengat (Ilustrasi)
Foto: saudigazete.com
Udara panas menyengat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, terdapat dua teori untuk menjelaskan penyebab cuaca akhir-akhir ini yang terasa lebih gerah dari biasanya. Kedua teori tersebut sama-sama bertumpu pada pola kemarau tahun ini.

Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Iklim BMKG Supari, mengatakan, teori pertama adalah karena kombinasi suhu yang tinggi dan kelembaban yang juga tinggi. Kemarau tahun ini menyebabkan suhu permukaan rata-rata di seluruh Indonesia selama Agustus (24-27 derajat Celcius) lebih tinggi satu derajat dari pada suhu normal.

Sedangkan kelembaban udara permukaan sepanjang Agustus, lanjut dia, juga lebih lembab dari biasanya. Berkisar lima persen di atas kelembaban normal.

"Kondisi udara lembab dengan suhu tinggi (tersebut yang) menyebabkan udara terasa lebih gerah," kata Supari ketika dihubungi Republika, Ahad (6/9).