Rabu 09 Sep 2020 05:38 WIB

Syuting di Xinjiang, Film Mulan Diboikot

Film Mulan menghadapi seruan boikot setelah muncul beberapa adegan di Xinjiang

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Esthi Maharani
Film live-action Disney, Mulan.
Foto: Jasin Boland/Disney via AP
Film live-action Disney, Mulan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Pembuatan ulang film Mulan oleh Disney menghadapi seruan boikot baru setelah muncul beberapa adegan yang difilmkan di Xinjiang, China. Seperti diketahui, Xinjiang adalah wilayah di mana pelanggaran hak atas populasi Muslim di kawasan tersebut telah dikenal luas.

Dikutip dari Channel News Asia pada Selasa (8/9), film mewah senilai 200 juta dolar AS tentang seorang pejuang wanita China yang legendaris tersebut telah terlibat dalam kontroversi politik setelah bintang Liu Yifei menyuarakan dukungan untuk polisi Hong Kong saat mereka menindak protes tahun lalu.

Tetapi kehebohan terbaru meledak segera setelah kredit film ini mulai ditayangkan di saluran Disney plus pekan lalu. Penonton melihat bahwa Disney memasukkan "ucapan terima kasih khusus" kepada delapan entitas pemerintah di Xinjiang - termasuk biro keamanan publik di Turpan, sebuah kota di Xinjiang timur tempat beberapa kamp pengasingan.

Entitas lain yang diucapkan rasa terima kasih adalah departemen propaganda Partai Komunis China di Xinjiang. Ungkapan tersebut telah memicu kemarahan baru pada saat Hollywood tengah menjadi sorotan karena dinilai telah tunduk pada otoritas China.

Kelompok hak asasi manusia, akademisi dan jurnalis telah mengekspos tindakan keras terhadap Muslim Uighur dan Kazakh di Xinjiang, termasuk penahanan massal, sterilisasi paksa, kerja paksa, serta pembatasan agama yang sering dilakukan.

Seorang rekan senior di Asia Society, Isaac Stone Fish mengatakan film Mulan sekarang bisa disebut sebagai film Disney paling bermasalah sejak film Song Of The South, sebuah film tahun 1946 tentang kehidupan perkebunan sebelum masa perang yang telah ditarik oleh perusahaan tersebut.

"Cukup mengherankan bahwa hal itu harus diulang," tulisnya di kolom Washington Post.

"Disney berterima kasih kepada empat departemen propaganda dan biro keamanan publik di Xinjiang, wilayah di barat laut China yang merupakan situs salah satu pelanggaran hak asasi manusia terburuk di dunia yang terjadi hari ini."katanya.

Seorang seniman China, Badiucao mengatakan dia sedang mengerjakan kartun baru yang menggambarkan Mulan sebagai penjaga di salah satu kamp pengungsian di Xinjiang untuk menyindir film baru Disney tersebut.

"Ini sangat bermasalah dan tidak ada alasan. Maksud saya, sudah jelas, kami memiliki semua bukti yang menunjukkan apa yang terjadi di Xinjiang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement