REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyebaran pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai seakan semakin memperparah kondisi ekonomi negara-negara di dunia. Beberapa negara, seperti Malaysia, Singapura, Jepang dan Korea Selatan bahkan menyatakan dirinya mengalami resesi.
Kondisi ekonomi Indonesia tak luput dari pukulan akibat Covid-19. Menghadapi ancaman yang sama, Rumah Zakat berusaha membantu dengan meluncurkan program Kolaborasi Kebaikan.
Kegiatan kolaborasi ini diumumkan dalam konferensi pers yang disiarkan melalui akun resmi Youtube Rumah Zakat, Rabu (9/9). Kolaborasi Kebaikan merupakan usaha optimalisasi dana Zakat, Infak, Sedekah (Ziswaf), melalui serangkaian program pemberdayaan.
“Kita menyadari kondisi saat ini masih kurang baik. Pandemi Covid-19 yang masih belum terkendali, berdampak pada ekonomi kita sehingga terancam masuk ke dalam jurang resesi. Maka penting untuk kita saling gotong royong, berkolaborasi untuk bersama atasi krisis ini,” ujar CEO Rumah Zakat, Efendi.
Beberapa program optimalisasi yang dimaksud, adalah Wakaf Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Sahabat Kebaikan, hingga Tabungan Qurban. Program Wakaf UMKM merupakan bentuk optimalisasi dana wakaf yang digunakan untuk membantu para pelaku usaha kecil-menengah. Dalam pelaksanaannya, Rumah Zakat akan tetap memperhatikan aturan-aturan syariah wakaf.
Untuk saat ini, Rumah Zakat telah menyalurkan bantuan wakaf kepada 1.204 UMKM yang tersebar di 24 kota/kabupaten. Ke depannya, Rumah Zakat menargetkan dapat membantu 50 ribu UMKM melalui dana wakaf ini.
Di Indonesia, Nur Effendi menyebut, UMKM memiliki pangsa sekitar 99 persen atau lebih dari 60 juta unit dari total keseluruhan pelaku usaha. Dengan menyebarnya Covid-19 di Indonesia, banyak UMKM yang terdampak.
"Membantu UMKM yang merupakan tulang punggung negara sama dengan membantu perekonomian bangsa,” ujarnya.
Program Sahabat Kebaikan, merupakan program yang sejalan dengan agenda padat karya yang diinisiasi pemerintah. Tujuannya sama, senagai upaya menurunkan angka pengangguran yang terdampak pandemi Covid-19.
Rumah Zakat mengajak masyarakat menjadi bagian dalam melakukan sosialisasi, edukasi, serta penghimpunan dana Ziswaf, untuk disalurkan kepada mereka yang terdampak Covid-19.
Berdasarkan hasil penelitian Purwanti tahun 2020, setiap Rp 1miliar zakat yang berhasil dihimpun, akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,12 persen. Potensi zakat nasional yang dimiliki Indonesia sebesar Rp 233,8 triliun, namun pada 2019 baru terhimpun 4,3 persen atau sekitar Rp 10triliun.
"Adanya Sahabat Kebaikan diharapkan mampu mengoptimalkan penghimpunan dana Ziswaf sehingga kita dapat turut menggerakkan ekonomi Indonesia,” kata Effendi.
Tak berhenti di sana, Rumah Zakat juga berkolaborasi dengan dua mitra perbankan, yakni Bank Mega Syariah dan Bank Jatim Syariah. Kolaborasi ini dijalankan sembari meluncurkan program Tabungan Qurban atau Taqur.
Sejak 2000, Rumah Zakat melakukan optimalisasi daging qurban dengan melakukan pengemasan menjadi kornet dan rendang, dengan tujuan agar lebih tahan lama dan mudah didistribusikan.
Di masa pandemi Covid-19, Nur Effendi menyebut Superqurban terbukti menjadi program ketahanan pangan yang baik. Hasil produk ini dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan gizi masyarakat yang membutuhkan di 1.683 kota/kabupaten di 33 provinsi Indonesia.
Hadirnya Tabungan Qurban diharap dapat menjadi solusi menghadapi ancaman resesi. Dengan adanya tabungan ini, masyarakat dimudahkan dalam melaksanakan ibadah qurban, serta bermanfaat bagi ketahanan pangan negara Indonesia.