REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kamar isolasi yang khusus digunakan untuk penanganan pasien Covid-19 di Kota Yogyakarta sudah terpakai hingga 11 September 2020 sebesar 95 kamar. Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, total ada 145 kamar isolasi yang disediakan di rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Kota Yogyakarta.
Artinya, kamar isolasi yang terpakai yakni mencapai 65,5 persen. Sebanyak 95 kamar isolasi yang terpakai terdiri dari 90 kamar untuk penanganan kasus tidak kritis atau noncritical dan lima kamar untuk kasus kritis.
"Kalau kamar isolasi Covid-19 (noncritical) digunakan untuk pasien konfirmasi yang gejala ringan sampai sedang. Sedangkan kalau yang kamar ICU Covid-19 (critical) itu gejala berat dan ada komorbidnya yaitu ada tensi tinggi dan gagal nafas," kata Heroe dalam pesan tertulisnya, Jumat (11/9) malam.
Sehingga, kamar isolasi yang masih belum digunakan sebanyak 50 kamar atau 34,5 persen. Kamar isolasi yang belum terpakai ini diantaranya 42 kamar untuk noncritical dan delapan kamar untuk kasus critical.
Sementara itu, total tempat tidur (bed) pasien Covid-19 se-kabupaten dan kota di DIY mencapai 393 bed. Dari 393 bed itu, sudah digunakan sebesar 251 bed atau 64 persen.
"Penggunaan tempat tidur critical ada 21 bed dan noncritical ada 230 bed. Sehingga, total penggunaan bed untuk penanganan Covid-19 ada 251 bed," ujar Juru Bicara Penanganan Covid-19 untuk DIY, Berty Murtiningsih.
Sehingga, tersisa 142 bed atau 36 persen untuk penanganan Covid-19 di DIY. Sisa bed itu terdiri atas 27 bed untuk kasus critical dan 115 bed untuk noncritical.
Pemda DIY melaporkan adanya tambahan sebanyak 49 kasus baru positif Covid-19 pada 11 September 2020. Tambahan kasus itu menjadikan total kasus positif di DIY sebanyak 1.744 kasus.
Berty mengatakan, kasus baru yang tertinggi dilaporkan ada di Sleman dan Kota Yogyakarta. Masing-masingnya yakni dilaporkan 21 kasus dan 13 kasus.
"Di Bantul ada lima kasus baru, Kulon Progo ada sembilan kasus baru dan satu kasus baru ada di Gunungkidul," kata Berty.