Senin 14 Sep 2020 15:03 WIB

Yoshihide Suga Menangi Kursi Pemimpin Partai Penguasa Jepang

Kemenangan ini akan menjadi pembuka jalan baginya menjadi perdana menteri Jepang

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Yoshihide Suga diprediksi kuat akan menjadi perdana menteri Jepang yang baru. Ilustrasi.
Foto: EPA
Yoshihide Suga diprediksi kuat akan menjadi perdana menteri Jepang yang baru. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Yoshihide Suga yang merupakan sekutu lama Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, memenangkan pemilihan pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP), Senin (14/9). Kemenangan ini akan menjadi pembuka jalan baginya menjadi perdana menteri dalam pemungutan suara parlemen Rabu (16/9).

Suga akan menjalani masa jabatan Abe sebagai pemimpin partai hingga September 2021. Spekulasi berkembang bahwa dia akan mengadakan pemilihan umum untuk majelis rendah parlemen bulan depan untuk meningkatkan peluangnya memenangkan masa jabatan tiga tahun penuh sebagai pemimpin LDP tahun depan. Pemungutan suara untuk majelis rendah harus diadakan pada akhir Oktober 2021.

Baca Juga

Rekan Abe ini dikenal sebagai operator di belakang layar daripada sebagai pemimpin garis depan. Namun, namanya naik dalam jajak pendapat setelah mengumumkan pencalonannya untuk menggantikan Abe.

Suga memenangkan dukungan dari sebagian besar faksi LDP, melampaui para pesaingnya, termasuk mantan Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba dan mantan Menteri Luar Negeri Fumio Kishida. Dengan terpilih sebagai pemimpin partai LDP baru, dia memiliki peluang besar untuk mendapatkan kursi perdana menteri Jepang, menggantikan Abe yang mundur karena kondisi kesehatan menurun.

Pria berusia 71 tahun ini sebelumnya menjabat sebagai kepala sekretaris kabinet selama hampir delapan tahun masa jabatan Abe. Suga mengatakan akan melanjutkan strategi "Abenomics" dari kebijakan moneter yang sangat mudah, pengeluaran pemerintah dan reformasi.

Dia berjanji akan mengatasi masalah Covid-19 dan ekonomi yang merosot, serta menghadapi masalah jangka panjang seperti populasi Jepang yang menua dan tingkat kelahiran yang rendah.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement