Jumat 18 Sep 2020 13:31 WIB

Australia Izinkan Lebih Banyak Warganya di LN Kembali Pulang

Australia melonggarkan kebijakan perbatasan untuk warganya di luar negeri.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Bendera Australia. Australia perlonggar aturan di perbatasan
Foto: abc
Bendera Australia. Australia perlonggar aturan di perbatasan

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Australia akan melonggarkan kebijakan di perbatasan untuk warga negara mereka yang berada di luar negeri. Saat ini setiap pekan hanya 4.000 warga Australia yang dapat pulang, jumlahnya akan ditambah menjadi 6.000 setiap pekan.

Usai rapat Kabinet Nasional yang membahas upaya meningkatkan kapasitas karantina, Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan pada pertengahan bulan November mendatang jumlah warga Australia yang dapat pulang setiap pekannya akan ditambah 2.000. Morrison menambahkan diperkirakan masih ada 24 ribu warga Negeri Kanguru yang berada di luar negeri dan ingin segera pulang. Pemerintah Australia berjanji memulangkan mereka sebelum Natal.

Baca Juga

"Dengan keberhasilan yang kami raih di negara ini dalam beberapa bulan terakhir, kami dapat mulai membuka kembali perbatasan dan dapat membantu orang Australia untuk pulang," kata Morrison, Jumat (18/9).

Morrison mengatakan Australia juga melonggarkan peraturan karantina untuk mereka yang ingin pulang dari Selandia Baru. Negara tetangga yang berhasil memutus penularan virus dan 15 persen warga Australia yang ingin pulang.

Negeri Kanguru menutup perbatasan mereka di awal pandemi dan menerapkan karantina wilayah serta peraturan pembatasan sosial yang ketat. Langkah-langkah tersebut sempat menahan laju penyebaran virus. Kini setiap orang yang berasal dari luar negeri wajib menjalani karantina selama 14 hari di hotel.

Australia melaporkan 26.800 kasus infeksi dan 829 kasus kematian terkait virus corona. Jauh di bawah negara-negara maju lainnya. Sebagian besar kasus terjadi di Negara Bagian Victoria yang dalam beberapa pekan terakhir berhasil menahan laju penyebaran.

Dalam 24 jam terakhir Victoria melaporkan 45 kasus baru dan lima kasus kematian. Kasus baru pada Jumat ini menjadi yang paling tinggi setelah satu pekan. Pada Kamis (17/9) kemarin, negara bagian itu hanya melaporkan 28 kasus infeksi.

Rata-rata kasus infeksi dalam dua pekan terakhir mulai turun, hal itu meningkatkan optimisme Australia mungkin dapat melonggarkan kebijakan karantina yang membuat warga terjebak di rumah mereka dapat dilonggarkan sebelum 26 Oktober. Kasus infeksi di kota terbesar di Victoria, Melbourne dua pekan terakhir ini di bawah 50.

Menandakan Victoria siap melonggarkan kembali kebijakan karantina wilayah mereka. Dua teritori dan enam negara bagian Australia menutup atau memperketat perbatasan domestik. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement