Ahad 20 Sep 2020 08:49 WIB

Menlu Iran Sebut AS Negara Penindas

Menlu Iran meminta dukungan dunia untuk menengtang embargo senjata.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Sanksi AS kepada Iran. ilustrasi
Foto: Republika
Sanksi AS kepada Iran. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  DUBAI -- Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif meminta kepada komunitas dunia untuk menentang sanksi Amerika Serikat (AS) terkait embargo senjata. Dalam pidatonya pada Sabtu (19/9), Zarif menyebut AS sebagai negara 'penindas'.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump berencana mengeluarkan perintah eksekufif untuk menjatuhkan sanksi kepada siapapun yang melanggar embargo senjata terhadap Iran. Pemerintahan Trump mengatakan, semua sanksi PBB terhadap Iran harus dikembalikan dan embargo senjata konvensional yang berakhir pada Oktober semestinya diperpanjang.

Baca Juga

"Amerika bertindak sebagai pengganggu dan menjatuhkan sanksi. Komunitas dunia harus memutuskan bagaimana bertindak terhadap intimidasi ini," ujar Zarif.

Embargo senjata akan berakhir pada 18 Oktober di bawah ketentuan resolusi yang menaungi kesepakatan nuklir Iran. Resolusi yang ditawarkan AS menyerukan perpanjangan embargo terhadap Iran tanpa ada batas tertentu.

AS lalu mengancam akan memaksakan pengembalian sanksi PBB jika resolusi tidak diperpanjang, dengan menggunakan teknik kontroversial yang disebut "snapback".

Perwakilan Khusus AS untuk Venezuela dan Iran Elliott Abrams mengatakan Washington dapat menolak akses ke pasar AS bagi siapa pun yang berdagang senjata dengan Iran.

Ketika ditanya apakah Washington membuat rencana konkret untuk sanksi sekunder dalam menegakkan embargo senjata, Abrams mengatakan pihaknya sedang mengerjakannya. Dia menambahkan, sebuah pengumuman besar akan diutarakan pada akhir pekan.

"Kami (sedang mengerjakan) banyak hal, dan kami akan memiliki beberapa pengumuman selama akhir pekan dan lebih banyak pengumuman pada hari Senin," ujar Abrams.

Pada 2018 AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran dan menerapkan kembali sanksi AS. Washington juga mengatakan telah memicu kembalinya semua sanksi PBB terhadap Iran, yang akan berlaku akhir pekan ini.

Pihak lain dalam kesepakatan nuklir yakni Inggris, China, Prancis, Jerman, Rusia dan sebagian besar Dewan Keamanan PBB mengatakan mereka tidak yakin Amerika Serikat dapat memberlakukan kembali sanksi PBB. Para diplomat mengatakan, hanya sedikit negara yang kemungkinan akan menerapkan kembali sanksi PBB terhadap Iran.

"Ini seperti menarik pelatuk dan tidak ada peluru yang keluar. Tidak akan ada snapback, sanksi akan tetap ditangguhkan, JCPOA (kesepakatan nuklir) akan tetap berlaku," ujar seorang diplomat senior Dewan Keamanan PBB yang tidak menyebutkan namanya.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, AS akan bekerja keras untuk memastikan bahwa sanksi embargo senjata Iran akan terus diberlakukan. Dewan Keamanan PBB telah menolak resolusi AS untuk memperpanjang embargo senjata Iran. Pompeo mengatakan, langkah ini dinilai akan berdampak kepada JCPOA. 

sumber : reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement