Rabu 23 Sep 2020 09:53 WIB

Jatuh Cinta dengan Non-Muslim? Ini Cara Menyikapinya

Tidak ada keberkahan dalam hubungan pra-nikah dengan non-Muslim.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil
Jatuh Cinta dengan Non-Muslim? Foto: Ilustrasi cinta.
Foto: Republika/Prayogi
Jatuh Cinta dengan Non-Muslim? Foto: Ilustrasi cinta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjadi mahasiswa baru, berkenalan dengan teman-teman baru adalah hal-hal yang menyenangkan. Di antara teman-teman baru itu, ada sosok yang sangat hangat, baik hati, cerdas, dan sangat menarik, sayangnya dia non muslim.

Dilansir dari About Islam, Rabu (23/9), seseorang harus mengakui perasaan tertarik tersebut. Terimalah perasaan itu dan jangan pernah mencoba untuk menyangkalnya.

Baca Juga

Beri ruang untuk perasaan ini tapi jangan bertindak berdasarkan perasaan ketertarikan itu, tetap dalam kesadaran dan mengingat Allah Swt. Selanjutnya buatlah keputusan dan orientas dengan selalu berbuat baik dan hal-hal yang Allah suka.

Meski terus tergoda, pikirkanlah bahwa tidak ada keberkahan dalam hubungan pra-nikah dengan non-Muslim. Jalan ini hanya akan memberi patah hati dan membuat jarak dengan Allah.

"Abu Hurairah meriwayatkan bahwa ketika Rasulullah SAW ditanya tentang orang mana yang akan masuk surga, inilah yang dia katakan. Dan dia ditanya tentang hal itu yang paling membuat orang masuk ke dalam Api, dan dia berkata: "Mulut dan bagian pribadi." (Tirmidzi)

Selain itu, berpikirlah tentang nilai-nilai yang paling penting dalam hidup Anda. Apakah Islam sangat berarti bagi hidup Anda dan ingin membesarkan anak-anak sebagai muslim, serta memiliki pendamping hidup yang seiman.

Jika hidup menurut Islam adalah prioritas Anda, maka penting bagi untuk jujur ​​pada diri sendiri dan pikirkan rencana jangka panjang untuk kehidupan di dunia dan di akhirat.

"Hai orang-orang yang beriman, selamatkan dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu-batu, dan penjaganya adalah para malaikat yang tegas dan kejam, yang tidak membangkang kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka, dan melakukan apapun yang diperintahkan." ( At-Tahrim 66: 6).

Jangan sampai tergoda, jika mampu maka ajaklah seseorang tersebut untuk memeluk Islam. Banyak orang masuk Islam melalui pernikahan dan telah membuktikan, berulang kali, begitu tulus keislaman mereka dalam beribadah kepada Allah.

Sahl bin Sa'd RA, meriwayatkan Nabi Saw berkata kepada 'Ali RA , “Demi Allah, jika satu orang dibimbing oleh Allah melalui Anda, itu akan menjadi lebih baik untuk Anda daripada banyak unta merah." (ukhari dan Muslim).

Hanya saja jika tidak memungkinkan untuk mengajaknya memeluk Islam, maka ingatlah bahwa segala petunjuk dan hidayah hanya datang atas izin Allah swt. Tidak mungkin seseorang bisa memaksakan keyakinan ke dalam hati orang lain tanpa seizin Allah. Bahkan paman Nabi Saw sendiri meninggal dalam keadaan belum memeluk Islam.

Jika orang yang Anda sukai tidak tertarik memeluk Islam, maka hubungan Anda tidak memiliki masa depan. Lebih baik bagi Anda untuk berpisah lebih cepat . Semakin lama bertahan, maka akan semakin sulit  untuk melepaskannya.

Sumber:

https://aboutislam.net/family-life/youth-4-the-future/how-to-deal-with-attraction-to-non-muslims/2/

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement