Selasa 29 Sep 2020 16:43 WIB

Jadi Zona Merah, Kasus Covid-19 di Cirebon Terus Bertambah

Ruang isolasi pasien Covid-19 di Cirebon menipis seiring naiknya kasus

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nur Aini
Status bahaya Covid-19 di Cirebon
Foto: Republika
Status bahaya Covid-19 di Cirebon

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Kota Cirebon kembali mencatat penambahan kasus Covid-19. Berdasarkan data dari Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kota Cirebon, Selasa (29/9), jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Cirebon mencapai 233 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 71 orang menjalani isolasi, 146 selesai isolasi dan 16 orang meninggal dunia.

Jumlah itu bertambah satu kasus baru dibandingkan sehari sebelumnya, yang mencapai 232 kasus terkonfirmasi positif Covid-19.

Baca Juga

Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Edy Sugiarto, mengungkapkan, penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB) telah membuat orang bebas bepergian dan beraktivitas kemanapun. Kota Cirebon, sebagai pusat perdagangan dan jasa di wilayah Ciayumajakuning, selama ini selalu didatangi banyak orang dari berbagai daerah lainnya.

‘’Di Kota Cirebon dalam sehari ada satu  juta orang masuk (di siang hari). Jadi sulit. Tinggal 'panen' saja terus, sampai nanti ada vaksin,’’ kata Edy.

Edy mengatakan, para tenaga kesehatan (nakes) juga sudah kelelahan. Mereka sudah bekerja keras selama enam bulan terakhir dalam menangani para pasien Covid-19.

‘’Tenaga kesehatan sudah letih. Bukan hanya mental, tapi hati dan pikiran juga. Mereka menghadapi pasien Covid-19. Saat pulang ke rumah, ada anak dan istri,’’ tutur Edy.

Edy menambahkan, strategi yang dijalankan dalam menangani kasus Covid-19 adalah dengan testing, tracing, treatment, dan isolating secara masif. Dia menyebutan, untuk testing sudah mencapai empat persen dan tracing hampir 7.000.

Namun untuk ketersediaan ruang isolasi di gedung Diklat KB Jalan Sudarsono, hanya tinggal tersisa dua tempat tidur kosong. Di RSD Gunung Jati, ruang isolasi juga telah terisi sekitar 80 persen. 

Gedung Diklat KB selama ini digunakan untuk merawat pasien dengan gejala ringan dan orang tanpa gejala (OTG). Sedangkan pasien dengan gejala berat dan sedang, termasuk yang punya penyakit bawaan, dirawat di rumah sakit.

Sebagai antisipasi, kata Edy, Pemkot Cirebon saat ini tengah menyiapkan tiga hotel sebagai tempat isolasi. Dari tiga hotel yang akan disewa itu, kapasitas tempat tidurnya 200 buah.

Tak hanya itu, kata Edy, pihaknya juga melakukan rekrutmen terbuka untuk menambah tenaga medis. Secara keseluruhan, dibutuhkan penambahan 36 paramedis dan 18 tenaga umum untuk bertugas di tiga hotel tempat isolasi. Mereka akan mulai bertugas pada 1 Oktober 2020.

‘’Dokter-dokter di Puskesmas sudah lelah. Dalam sehari bisa 100-200 pasien. Belum lagi menangani yang di gedung Diklat BKKBN,’’ tutur Edy.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement