REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Peta risiko Covid-19 di Jawa Barat terus berubah setiap pekannya. Menurut Sekretaris Daerah Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja, Ia berharap daerah yang saat ini memiliki banyak pesantren bisa lebih waspada terkait dengan penyebaran kasus di kawasan pendidikan tersebut. Sebab, dalam sepekan terakhir kasus baru Covid-19 di pesantren cukup meningkat, seperti yang terjadi di Kabupaten Kuningan dan Kota Tasikmalaya.
"Pesantren ini harus diwaspadai jangan sampai jadi klaster baru penyebaran Covid-19," ujar Setiawan, ujar Setiawan dalam konferensi pers, Senin (5/10).
Pemprov Jabar, kata dia, sebenarnya sudah memberikan bantuan kepada pondok pesantren dalam meminimalisir penyebaran virus corona. Bantuan ke pesantren ini agar tempat pendidikan ini bisa menerapkan protokol kesehatan secara maksimal.
Saat ini, kata Setiawan, ada 101 kecamatan di Jabar yang masuk dalam zona hijau Covid-19. Artinya dalam empat bulan terakhir 101 kecamatan ini tidak ditemukan kasus baru positif orang terpapar virus corona. Menurutnya, untuk di kawasan Bodebek, Bandung Raya, dan Jabar bagian selatan kemungkinan penularan di desa harus diwaspadai. Maka, Setiawan berharap desa tangguh Covid-19 bisa dioptimalkan.
Salah satu caranya, kata dia, dengan membuat tempat isolasi mandiri di setiap desa. Sehingga ketika ada warga yang terpapar mereka tidak harus selalu ke rumah sakit atau berangkat ke tempat isolasi miliki pemerintah daerah. "Jadi ketika positif bisa langsung mengisolasi di rumah tersebut," katanya.