Selasa 06 Oct 2020 05:03 WIB

Dunia Turunkan Bendera Setengah Tiang untuk Emir Kuwait

Almarhum Emir Kuwait Sheikh Sabah dikenal sebagai diplomat ulung.

Dunia Turunkan Bendera Setengah Tiang untuk Emir Kuwait. Orang-orang berdoa di dekat Makam almarhum Emir Kuwait Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah, di pemakaman Sulaibikhat, di Kuwait City, Kuwait, pada 01 Oktober 2020.
Foto: PA-EFE/Noufal Ibrahim
Dunia Turunkan Bendera Setengah Tiang untuk Emir Kuwait. Orang-orang berdoa di dekat Makam almarhum Emir Kuwait Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah, di pemakaman Sulaibikhat, di Kuwait City, Kuwait, pada 01 Oktober 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah kantor pemerintahan dan lembaga internasional di berbagai negara memasang bendera setengah tiang atas kepergian Emir Kuwait Sheikh Sabah Al Ahmed Al Jaber Al Sabah. Kuwait menganggap langkah ini sebagai penghargaan.

Sheikh Sabah wafat pekan lalu di Amerika Serikat pada usia 91 tahun. Kedutaan Besar Kuwait di Jakarta, lewat pernyataan tertulisnya mengatakan penurunan bendera setengah tiang merupakan bentuk penghargaan terhadap almarhum emir Kuwait yang dikenal sebagai diplomat ulung dan salah satu tokoh perdamaian dunia.

Baca Juga

“Penurunan bendera setengah tiang di negara-negara dan organisasi internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lainnya, serta kedatangan para presiden dan pemimpin dunia untuk belasungkawa adalah bukti nyata dari dampak mulia almarhum dan bobot politiknya pada tingkat Arab, Islam maupun internasional,” kata kedutaan, Senin (5/10).

Almarhum Sheikh Sabah, yang lahir pada 16 Juni 1929, mengembuskan napas terakhirnya pada Selasa (29/9) di Rochester, Minnesota, Amerika Serikat, tempat ia menjalani perawatan kesehatan sejak Juli tahun ini. Tidak lama setelah wafat, jasadnya tiba di Kuwait City, Rabu (30/9), dan dimakamkan di kompleks pemakaman kerajaan. Upacara penguburan tidak mengundang banyak orang demi menghindari kerumunan warga.

photo
Bendera nasional Kuwait berkibar setengah tiang saat berduka atas kematian Emir Kuwait, Sheikh Sabah al-Ahmed al-Sabah, di Kuwait City, Kuwait, 30 September 2020. Emir Kuwait, Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah telah meninggal pada 29 September 2020 pada usia 91 di Amerika Serikat. Sheikh Nawaf al-Ahmed dilantik sebagai Emir baru Kuwait pada Majelis Nasional di Kota Kuwait pada 30 September 2020. - (EPA-EFE/Noufal Ibrahim)

Selama 14 tahun berkuasa, almarhum Sheikh Sabah banyak terlibat dalam upaya perdamaian di berbagai negara, khususnya di kawasan Timur Tengah. “Pencapaian almarhum banyak dan agung. Di antaranya adalah kepemimpinannya dalam karya bakti sosial demi kemanusiaan, sehingga almarhum dianugerahkan oleh Sekretaris Jenderal PBB terdahulu, Ban Ki-Moon, julukan sebagai Pemimpin Amal Bakti Kemanusiaan dan menjadikan Negara Kuwait yang tercinta sebagai Pusat Amal Bakti Kemanusiaan,” tulis kedutaan Kuwait.

Tidak hanya itu, Sheikh Sabah juga kerap disebut sebagai Sheikh Diplomasi. Julukan tersebut merujuk pada sejumlah jasa almarhum emir Kuwait itu dalam beberapa perundingan damai di kawasan Teluk Arab.

“Almarhum selalu bergerak dalam mencari solusi, dan dalam mengedepankan bahasa dialog tatkala terjadi perselisihan pendapat,” kata kedutaan saat menerangkan alasan sebutan Sheikh Diplomasi yang disematkan itu.

Sheikh Sabah juga dikenal sebagai pendukung kemerdekaan Palestina. Meskipun ia mendukung koalisi bentukan Arab Saudi, Sheikh Sabah kerap terlibat dalam perundingan damai dua kubu yang berkonflik di kawasan Teluk.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement