REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu lagi Rumah Tahfidz berdiri di Wilayah Solo Raya. Kali ini di lingkungan kampung santri Ngruki, tidak jauh dari Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Cemani, Grogol, Sukoharjo, Jateng. Namanya Rumah Tahfidz An-Naafi'.
Berbeda dengan berbagai rumah tahfidz di Solo Raya sebelumnya yang ketika akan digunakan bangunannya sudah ada, rumah tahfidz An-Naafi' merupakan bangunan baru yang dibangun di tanah kosong seluas sekitar 300 m2. Jadi sejak awal pembangunannya sudah diniatkan untuk rumah tahfidz. Proses pembangunannya pun membutuhkan waktu sekitar enam bulan.
Adalah keluarga Muhammad Soni yang memiliki tanah dan berinisiatif membangun rumah tahfidz ini atas arahan Ustadzah Inganatul Masrurah dan berkoordinasi dengan Rumah Tahfidz Center (RTC) Solo Raya.
Rumah tahfidz An-Naafi' telah diresmikan pada Sabtu (3/10) lalu. Hadir dalam peresmian tersebut para tokoh masyarakat desa Cemani, termasuk ketua RT, RW, dan Kepala Desa. Hadir juga Ketua Yayasan Daarul Qur'an Surakarta M. Adib Ajiputra, para ustaz dan Korda RTC Solo Raya.
Dalam sambutannya Kades Cemani Hadi Indrianto mengatakan keinginannya untuk ikut belajar ngaji di rumah tahfidz ini. "Saya menyambut gembira berdirinya rumah tahfidz ini, bahkan saya pribadi juga ingin ikut belajar ngaji di sini," ujarnya.Saat tinjauan lokasi, ia juga mengungkapkan keinginannya agar para ketua RT/RW yang beragama Islam juga bisa ikut ngaji di sini.
Saat diminta komentarnya tentang keinginan Kades tersebut, Korda RTC Solo Raya, Ustadz Muhammad Amin berkata, "sungguh indah jika Pak Kades bersama para Ketua RT/RW dan perangkat desa yang beragama Islam ngaji bareng di rumah tahfidz. Suasana sejuk, damai, dan insyaAllah barakah untuk masyarakat di sekitarnya. Satu kata, luar biasa."
Rumah Tahfidz An-Naafi' memang membuka beberapa kelas, di antaranya kelas tahfidz dan kelas tahsin yang diperuntukkan bagi usia dewasa putra/putri, remaja putra/putri, dan anak-anak putra/putri. Ada kelas pagi, kelas sore, dan kelas malam.
Bangunannya memang tidak terlalu besar, tetapi setiap kelas dilengkapi dengan AC sehingga cukup nyaman. Satu kelas juga dibatasi hanya untuk 9-10 santri saja. Sehingga proses pembelajarannya bisa lebih intensif.