REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seto Mulyadi mengatakan bahwa kekerasan terhadap anak meningkat selama pandemi Covid-19. Psikolog anak yang akrab disapa Kak Seto itu menyebut, kekerasan justru banyak dilakukan oleh orang-orang terdekat, seperti keluarga.
"Dari kementerian perempuan dan perlindungan anak, Komisi Perlindungan Anak Indonesia memang menunjukkan angka bahwa kekerasan terhadap anak meningkat, baik itu kekerasan psikologis, kekerasan fisik maupun yang ini sangat memprihatinkan, yaitu kekerasan seksual," ujar Kak Seto dalam bincang-bincang virtual "Parents Talk Dompet Dhuafa", Jumat.
Menurut Kak Seto, faktor penyebab dari tindak kekerasan ini beraneka ragam. Stres orang tua karena kondisi saat ini, tidak sabar dalam mengajarkan anak, atau masalah ekonomi menjadi beberapa penyebabnya.
"Para ayah dan bunda jaga kesehatan jiwa atau mental kita. Kita juga manusia biasa bisa marah, marah ini mohon dikendalikan dengan cara-cara yang cerdas, tidak membanting pintu, tidak membanting piring, atau maki-maki, tapi ungkapkan saja," kata Kak Seto.
"Misalnya, 'Sayang bunda marah, waktu itu kita janji mau main sama-sama sambil marah'. Ungkapkan marah, tapi tidak merusak persahabatan dengan anak," lanjut Kak Seto.
Emosi saat marah juga bisa dilepaskan atau diungkapkan dengan berbagai cara, seperti melukis, menulis buku harian, bercerita dengan teman dekat atau menulis puisi.
"Bersih-bersih mainan anak, waktu bersih-bersih energinya keluarkan dari situ. Bikin puisi, bikin lagu, kalau perlu teriak dengan nada indah. Jadi tidak dilepas ke anak sehingga menyebabkan anak jadi sakit hati," ujar Kak Seto.