Ahad 11 Oct 2020 00:33 WIB

Harga Emas Naik Saat Spekulasi Stimulus Menguat

Spekulasi stimulus baru AS mendorong investor beralih ke emas sebagai lindung nilai.

Pekerja melebur emas untuk dijadikan perhiasan di Cikini Gold Center, Jakarta, Jumat (24/7). Emas berjangka naik tajam pada akhir perdagangan Jumat (9/10), setelah dolar jatuh ke level terendah hampir tiga minggu.
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Pekerja melebur emas untuk dijadikan perhiasan di Cikini Gold Center, Jakarta, Jumat (24/7). Emas berjangka naik tajam pada akhir perdagangan Jumat (9/10), setelah dolar jatuh ke level terendah hampir tiga minggu.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Emas berjangka naik tajam pada akhir perdagangan Jumat (9/10), setelah dolar jatuh ke level terendah hampir tiga minggu. Selain itu, penguatan didorong meningkatnya spekulasi untuk stimulus baru AS mendorong investor beralih ke emas sebagai lindung nilai terhadap kemungkinan inflasi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, melonjak 31,1 dolar AS atau 1,64 persen, menjadi ditutup pada 1.926,2 dolar AS per ounce. Emas berjangka menguat 4,3 dolar AS atau 0,23 persen menjadi 1.895,10 dolar AS pada Kamis (8/10), setelah terpangkas 18 dolar AS atau 0,94 persen menjadi 1.890,80 dolar AS pada Rabu (7/10), dan jatuh 11,3 dolar AS atau 0,59 persen menjadi 1.908,80 dolar AS pada Selasa (6/10).

Baca Juga

"Sepertinya banyak optimisme sedang dibangun di sekitar stimulus AS dan itu benar-benar di garis depan pergerakan emas," kata Eli Tesfaye, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Penurunan lebih lanjut dalam dolar AS dapat menambah lebih banyak pendorong, dan mengingat momentum teknis yang kuat, emas segera dapat mencapai tertinggi yang terlihat pada Agustus, Tesfaye menambahkan.

Setelah menunda pembicaraan dengan Demokrat tentang paket bantuan komprehensif awal pekan ini, Presiden AS Donald Trump menyerukan rancangan undang-undang bantuan 'ramping' yang akan mencakup dana talangan sektor maskapai penerbangan yang kesulitan.

Selain itu, keunggulan calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden telah meningkatkan prospek stimulus lebih lanjut, menambah daya tarik emas.

Dolar AS sementara itu turun ketika meningkatnya ekspektasi kemenangan Biden, membuat emas lebih murah bagi mereka yang memegang mata uang lain. Suku bunga mendekati nol dan pencetakan uang yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh bank sentral untuk meredakan pukulan ekonomi dari pandemi virus corona telah mendorong reli 26 persen untuk emas tahun ini.

"Faktanya, perdagangan emas jangka panjang kemungkinan akan agnostik terhadap hasil pemilihan," kata analis TD Securities dalam sebuah catatan.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 1,23 dolar AS atau 5,16 persen menjadi ditutup pada 25,11 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 30,3 dolar AS atau 3,51 persen menjadi ditutup pada 894,3 dolar AS per ounce.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement