Ahad 11 Oct 2020 09:20 WIB

Kontras Hidup Ayana Moon Sebelum dan Setelah Jadi Mualaf

Ayana Moon Beberkan Perubahan Sebelum dan Setelah Jadi Mualaf

Rep: viva.co.id/ Red: viva.co.id
Ayana Moon.
Ayana Moon.

VIVA – Kebahagiaan lahir bathin sangat dirasakan oleh Ayana Jihye Moon atau Ayana Moon setelah menjadi mualaf. Selebgram asal Korea Selatan itu memeluk agama Islam pada tahun 2019 di Malaysia.

Terpesona dengan keindahan alam Indonesia, dia jalan-jalan di Indonesia. Kemudian, Ayana semakin banyak teman sampai akhirnya ditawari pekerjaan di Indonesia.

Baca Juga: Alasan Ayana Moon Belajar Agama Islam di Malaysia

Ayana mengatakan bahwa banyak perubahan positif yang dia rasakan sejak memeluk agama Islam. Salah satunya, Ayana jadi lebih pandai bersyukur.

"Sebelum masuk Islam, saya tidak bersyukur dengan apa yang saya punya. Saya seorang good student dan good teacher sehingga tidak respect dengan yang lain. Setelah masuk Islam, saya mulai respect other people, mulai bisa bersyukur," kata Ayana Moon dalam program E-TalkShow tvOne bertema Kisah Hijrah, Mantap Berhijab, Jumat malam, 9 Oktober 2020.

Ayana Moon.

Di Indonesia, Ayana juga terus memperdalam agama Islam. Dia bersyukur punya teman yang membawa ke arah yang lebih baik.

Lebih lanjut, Ayana semakin punya sifat murah hati sejak jadi mualaf. Sebelumnya, dia mengaku suka marah, khususnya kepada sang adik. Aydin, adiknya Ayana juga memeluk agama Islam belum lama ini.

"Saya garang, galak, sama adik saya. Kadang saya marah sama dia. Setiap saya mengajari dia pelajaran, saya galak. Sekarang sudah enggak (pemarah). Galaknya berkurang, alhamdulillah. Jadi murah senyum," tutur Ayana Moon.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan viva.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab viva.co.id.
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement