REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Lebih dari sembilan juta penduduk di Qingdao, China, bakal menjalani tes Covid-19 selama lima hari ke depan. Hal itu dilakukan setelah ditemukannya beberapa kasus baru virus corona di kota tersebut.
Dilaporkan laman Aljazirah, Komisi Kesehatan Kota Qingdao dalam pengumumannya pada Senin (12/10) mengungkapkan otoritas di kotanya telah menemukan enam kasus baru Covid-19 dan enam kasus asimtomatik pada Ahad (11/10). Seluruh kasus tersebut memiliki keterkaitan ke Qingdao Chest Hospital. Kini rumah sakit tersebut dan ruang gawat daruratnya telah ditutup sementara.
Tak hanya itu, tempat tinggal para pasien yang baru saja diidentifikasi juga diisolasi. Setelah kasus-kasus tersebut ditemukan, otoritas Qingdao segera bergerak cepat melakukan tes Covid-19. Lebih dari 140 ribu staf institusi medis dan pasien yang baru dirawat di Qingdao telah diuji sejak kasus dikonfirmasi.
China dikenal memiliki kemampuan tes ekstensif dan cepat. Itu telah menjadi strategi Negeri Tirai Bambu dalam menangani klaster baru Covid-19.
Itu bukan pertama kalinya China menerapkan tes Covid-19 ke seluruh penduduk di satu cota. Pada Juni lalu, sebagian besar wilayah Beijing harus menjalani pengujian virus korona. Hal itu dilakukan setelah ditemukannya klaster Covid-19 di sebuah kompleks pasar tradisional di kota berpenduduk 20 juta jiwa tersebut.
Sejauh ini, China telah berhasil mengendalikan penyebaran wabah Covid-19. Ia tak lagi menghadapi lonjakan kasus seperti saat virus tersebut ditemukan di kota Wuhan. Pada Ahad lalu, Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan 21 kasus baru. Namun jumlah itu tak termasuk dengan yang ditemukan di Qingdao.
Cina telah mencatatkan 85.578 kasus Covid-19. Sementara jumlah pasien meninggal di sana belum berubah, yakni sebanyak 4.634 jiwa.