Rabu 21 Oct 2020 05:30 WIB

Temuan Al-Biruni Bahwa Kasta Brahma Percaya Tuhan Esa

Al-Biruni menyimpulkn Kasta Brahma Hindu percaya adanya Tuhan Esa.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Al-Biruni menyimpulkn Kasta Brahma Hindu percaya adanya Tuhan Esa. Tauhid (ilustrasi)
Foto: Wordpress.com
Al-Biruni menyimpulkn Kasta Brahma Hindu percaya adanya Tuhan Esa. Tauhid (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Al-Biruni merupakan Bapak Religionswissenschaft atau ilmu perbandingan agama modern.

Menurut Kamar Oniah Kamaruzaman dalam Early Muslim Scholarship in Religionswissenschaft (2003), dengan demikian, ilmuwan Muslim-lah yang pertama-tama mempelopori ilmu perbandingan agama. Karena itu, ironis ketika ilmu tersebut lebih didalami bangsa Barat, utamanya dalam masa kolonialisme abad ke-19. 

Al-Biruni menempatkan Alquran sebagai dasar ilmu perbandingan agama. Kitab suci tersebut mengandung narasi-narasi berkaitan dengan agama-agama lain, khususnya Nasrani dan Yahudi. Kamaruzaman menjelaskan metodologi yang dipakai al-Biruni dalam dua karyanya terkait perbandingan agama, Kitab al-Athar dan Kitab al-Hind. 

Yang pertama itu membahas sejarah, warisan teknologi, sekte-sekte, dan ibadah-ibadah pelbagai agama yang dijumpai al-Biruni, misalnya Majusi, Manichaeism, atau Sabian. Sementara, karya yang kedua itu berfokus pada umat agama Hindu di India, termasuk soal peradaban dan tradisinya. 

Kamaruzaman menemukan bahwa al-Biruni menempatkan kalangan Brahma (terpelajar Hindu) sebagai representasi yang paling kuat untuk menjelaskan agama ini. 

Al-Biruni juga menegaskan, kasta Brahma sesungguhnya mengimani tuhan yang esa, bukan para dewa-dewi sebagaimana keyakinan kasta-kasta di bawahnya.  

Metodologi al-Biruni lebih berdasarkan pada kajian-kajiannya atas teks-teks umat agama-agama yang ditelitinya serta observasinya terhadap mereka. Bahkan, al-Biruni tak sekadar membaca, tetapi juga menerjemahkan teks-teks kitab agama Hindu ke dalam bahasa Arab.

Terkait penyajian karyanya, Al-Biruni cenderung menghindari pendekatan polemis, melainkan simpatik terhadap umat agama lain. Kendati begitu, ia tetap mempertahankan prinsipnya bahwa Islam-lah satu-satunya agama yang benar.  

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاَذَانٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖٓ اِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْاَكْبَرِ اَنَّ اللّٰهَ بَرِيْۤءٌ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ ەۙ وَرَسُوْلُهٗ ۗفَاِنْ تُبْتُمْ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَاِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوْٓا اَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِى اللّٰهِ ۗوَبَشِّرِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِعَذَابٍ اَلِيْمٍۙ
Dan satu maklumat (pemberitahuan) dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrik. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertobat, maka itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih,

(QS. At-Taubah ayat 3)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement