Rabu 21 Oct 2020 14:24 WIB

Kementan Komitmen Dukung Pencapaian Ketahanan Pangan Global

Indonesia mendorong peran penting sektor pertanian dalam menciptakan lapangan kerja

Kementan berperan aktif dalam pencapaian ketahanan pangan regional dan global, khususnya dalam kerangka kerja sama ASEAN.
Foto: Kementan
Kementan berperan aktif dalam pencapaian ketahanan pangan regional dan global, khususnya dalam kerangka kerja sama ASEAN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya mendorong sektor pertanian dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional berkelanjutan seiring dengan dinamika pembangunan regional dan keterbatasan imbas pandemi Covid-19. Kementan berperan aktif dalam pencapaian ketahanan pangan regional dan global, khususnya dalam kerangka kerja sama ASEAN.

"Langkah ini selaras dengan Rencana Strategis Pembangunan Pertanian 2020-2024 yang bertujuan mewujudkan pertanian maju, mandiri, dan modern," jelas Sekretaris Jenderal, Kementan, Momon Rusmono, dalam sambutannya mewakili Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, dalam pertemuan ke-42 Menteri Pertanian dan Kehutanan ASEAN (AMAF), Rabu (21/10).

Baca Juga

Momon menyampaikan bahwa hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, dalam beberapa kesempatan membeberkan bahwa ditengah keterbatasan akibat pandemi Covid-19, selain memastikan ketahanan pangan nasional terwujud, pemerintah Indonesia terus mendorong peran penting sektor pertanian dalam menciptakan lapangan kerja di pedesaan, memberikan perlindungan sosial serta meningkatkan pendapatan keluarga petani.

Lebih lanjut Momon mengungkapkan bahwa tantangan pangan kian kompleks, peran petani dalam pemenuhan pangan bagi lebih dari 273 juta jiwa masyarakat Indonesia pun kian meningkat Untuk itu Kementan telah memformulasikan seperangkat kebijakan yang disebut Empat Cara Bertindak dalam rangka menjaga ketersediaan pangan bagi seluruh masyarakat di era normal baru (new normal).

Kebijakan pertama adalah meningkatkan kapasitas produksi melalui percepatan tanam padi, konversi lahan suboptimal menjadi lahan pertania, dan perluasan areal kawasan budi daya baru untuk komoditas strategis.

Kemudian, melakukan diversifikasi pangan lokal berbasis kearifan lokal serta memanfaatkan pekarangan dan lahan marjinal untuk meningkatkan penyediaan dan konsumsi pangan bergizi seimbang di tingkat rumah tangga. Upaya tersebut dijalankan melalui Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L).

Ketiga, memperkuat cadangan pangan dan sistem logistik dengan pengembangan cadangan pangan provinsi dan masyarakat. Juga meningkatkan sistem logistik pangan nasional guna stabilisasi pasokan dan harga. Terakhir, pengembangan pertanian modern melalui promosi mekanisasi pertanian, pertanian pintar (smart farming), pemanfaatan rumah masa (screen house), lumbung pangan (food estate), dan korporasi petani.

“Langkah ini telah menghasilkan peningkatan pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) sektor pertanian sekitar 2,19 persen pada kuartal II tahun 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kuartal ini juga menunjukkan capaian pertumbuhan sektor pertanian hingga 16,24 persen dibandingkan kuartal sebelumnya," papar Momon.

Selain itu Momon menyebutkan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) periode September 2020 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kenaikan terjadi sebesar 101,66 jika dibandingkan dengan NTP Agustus 2020 yang hanya sebesar 100,65.

Dalam kesempatan tersebut, dirinya juga mengajak peserta berkolaborasi dalam penanggulangan pandemi serta menghindari rivalitas. Seruan itu selaras dengan permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Sidang Umum ke-75 PBB. Pun mengimbau negara-negara di dunia

"Kegiatan ekonomi secara bertahap harus mulai dilakukan dengan tetap memprioritaskan aspek kesehatan. Langkah kita dalam menyusun ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF) menjadi bukti keseriusan bersama dalam menciptakan ASEAN yang sehat dan ASEAN yang produktif," tutur eks Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan tersebut.

Kegiatan kali ini, yang tidak hanya dihadiri 10 anggota ASEAN, dilakukan secara daring (online) karena berlangsung di tengah pandemi, yang didahului dengan pertemuan Tingkat Senior Official sehari sebelumnya. Kamboja menjadi tuan rumah AMAF ke-42.

Agenda juga dilaksanakan secara back to back dengan pertemuan AMAF plus Three ke-20 dengan melibatkan China, Jepang, dan Korea serta pertemuan AIMMAF ke-6 yang mengikutsertakan India.

Disepakati melakukan pengaturan ulang pertemuan ASEAN-India Ministerial Meeting of Agriculture and Forestry (AIMMAF) agar diadakan per dua tahun dengan mendorong kelompok kerja (working group) di bawahnya mengadakan pertemuan tahunan guna mengakomodasi kerja sama yang berjalan dalam kegiatan tersebut.

Pertemuan AMAF ke-42 turut menghasilkan sejumlah kesepakatan tentang acuan operasionalisasi kerja sama ASEAN ke depan, yakni:

1. the key indicative deliverables untuk bidang pangan, pertanian, dan kehutanan tahun 2021;

2. the Mid-Term Review (MTR) of the Vision and Strategic Plan for ASEAN Cooperation in Food, Agriculture and Forestry (SP-FAF) 2016-2025 dan Sectoral Plans of Action (SPAs) 2016-2020;

3. ASEAN Integrated Food Security (AIFS) Framework and Strategic Plan of Action on Food Security in the ASEAN region (SPA-FS), 2021-2025;

4. the ASEAN Regional Guideline for the Implementation of International Standards related to Sanitary and Phytosanitary (SPS) Measures dan SPA of the ASCP 2021-2025;

5. the Plan of Action for the ASEAN Cooperation in Halal Food (2021-2025);

6. the Plan of Action for the ASEAN Cooperation in Livestock (2021-2025); serta

7. Medium term Plan of Action (POA) for ASEAN-India Cooperation in Agriculture and Forestry for 2021-2025 and ASEAN-Russia Agriculture and Food Security Cooperation Work Programme (2021-2025).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement