REPUBLIKA.CO.ID, NAMANG -- Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman, Rabu (21/10) bersama dengan Kepala Dinas Pertanian Babel, Juaidi dan pegiat lingkungan sekaligus petani lada, Zaiwan menanam porang dengan sistem tumpang sari di lokasi Hutan Pelawan, Namang, Bangka Tengah.
Porang yang ditumpang sari dengan tanaman lada serta junjung hidup kayu Pelawan ini merupakan inovasi pengembangan yang nantinya dapat memberikan nilai lebih kepada petani lada. Gubernur Erzaldi usai melaksanakan penanaman mengatakan, dirinya sengaja diundang oleh tokoh pemerhati lingkungan sekaligus petani lada yang saat ini sedang memulai pengembangan penanaman porang dengan sistem tumpang sari yang dipadukan dengan tanaman lada dan junjung hidupnya yaitu kayu Pelawan.
Porang adalah komoditi baru yang saat ini sedang tren dan diminati oleh banyak negara. Sebelumnya, Gubernur Babel, Erzaldi Rosman juga telah mendorong dan menyaksikan penandatanganan kontrak antara 200 petani dengan pihak bank terkait penanaman porang ini.
Dalam kegiatan itu juga telah dilakukan perjanjian jual beli harga dengan offtaker atau pihak pembeli hasil produksi porang untuk memberikan jaminan beli. Sehingga para petani yang akan menanam porang, tidak ragu akan kemana nanti hasil produksi porangnya akan dijual.
Penanaman porang di sela-sela tanaman lada ataupun sawit sangat memungkinkan karena jenis tanaman ini adalah tanaman tumpang sari yang membutuhkan naungan sekitar 40 persen.
Menurut pendapat ahli, porang yang dihasilkan dari tanah bangka belitung ini lebih baik dan kadar glukomanannya akan lebih tinggi. "Menurut peneliti jenis tanah di Bangka Belitung cocok untuk penanaman porang. Hasilnya akan lebih baik dan mempunyai kandungan glukomanan yang lebih tinggi. Porang diminati banyak orang karena, menjadi bahan olahan makanan yang sehat," ungkapnya.
Sementara itu pemilik lahan, Zaiwan mengatakan saat ini pihaknya bersama para petani sekitar Hutan Pelawan mengembangakan tanaman tumpang sari porang dengan lada dan kayu Pelawan sekitar 10 hektar lahan miliknya. Diharapkan 8 bulan ke depan hasilnya sudah dapat dirasakan. Dengan kebun porang, tempat ini juga akan dijadikan wisata edukasi bersama dengan komoditas lainnya.
Ikut mendampingi dalam penanaman porang ini, Camat Namang, kades, dan para petani lada sekitar.