Rabu 21 Oct 2020 20:41 WIB

Ini Langkah Kemenkes Hadapi Ancaman Klaster Libur Panjang

Kemenkes berkomitmen melakukan upaya testing, tracing, dan treatment.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengantisipasi lonjakan kasus virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) pada libur panjang pada 28 Oktober hingga 1 November 2020. Kemenkes akan melakukan beberapa upaya agar lonjakan tidak terjadi. 

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenkes Oscar Primadi mengatakan, petugas di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di bandara terus stand by atau siaga selama libur panjang. "Teman-teman di bandara tentunya memiliki pekerjaan ekstra melakukan pelayanan melakukan testing, tracing, dan treatment (3T)," katanya saat berbicara di konferensi virtual Kemenkes mengenai update Kinerja Tim Task Force ke-12 Provinsi, Rabu (21/10).

Baca Juga

Oscar menambahkan, Kemenkes berkomitmen akan masif melakukan upaya 3T ini. Tak hanya itu, Kemenkes mengembangkan digital tracing, yaitu meluncurkan aplikasi peduli lindungi. 

Kemenkes mengimbau masyarakat atau yang punya gawai bisa mengunduh aplikasi ini di iOs atau Google Playstore untuk ikut melacak kontak dengan keluarga lewat aplikasi. Selain itu, Kemenkes berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan memperketat kerumunan. 

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo mengatakan, Jateng selalu menjadi tempat mudik atau berkunjung masyarakat yang kebanyakan datang dari Jakarta, Jawa Barat, hingga Jawa Timur. "Yang kami siapkan sebenarnya sama seperti libur yang sudah dilalui, seperti libur lebaran. Kami punya garda paling belakang atau garda terakhir yaitu tingkat RW dan desa/kelurahan atau jogo tonggo (jaga tetangga)," katanya.

Selain itu, ia mengatakan, pemudik harus menjalani pemeriksaan. Hingga saat ini, ia menyebutkan Dinas Perhubungan Jateng telah mendirikan check point di sembilan titik yang merupakan pintu masuk dari provinsi Jabar, Jatim, dan Daerah Ibukota Yogyakarta. Ia mengatakan, upaya ini dilakukan untuk penapisan masuknya masyarakat ke Jateng.

Kepala Dinas Kesehatan Jatim Herlin Ferliana mengatakan menerapkan strategi mengingatkan masyarakat untuk mengurangi kerumunan dengan banyak orang. "Karena potensi penularan Covid-19 sangat besar sehingga kalau bisa masyarakat tidak keluar dan kami selalu sampaikan itu," katanya. 

Selain itu, Dinkes Jatim juga telah menetapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun di tempat berkumpulnya banyak orang, baik di stasiun, bandara. Terkait menambah fasilitas kesehatan, ia mengatakan belum membutuhkannya karena tingkat hunian rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 di Jatim saat ini sudah longgar sekitar 40 persen.

"Kami hanya mengingatkan teman-teman di fasilitas pelayanan kesehatan supaya siap-siap tanpa harus menambah sarana prasarana yang ada," katanya.

Sebelumnya, ia mengatakan, Dinas Kesehatan Jawa Timur melakukan antisipasi terhadap aksi demonstrasi Undang-Undang (UU) Cipta Tenaga Kerja (Ciptaker) beberapa hari lalu. mengatakan telah melakukan pengetesan terhadap demonstran UU Ciptaker yang diamankan. "Jadi, banyak upaya yang sudah kami lakukan (untuk mengantisipasi) klaster demo," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement