Kamis 22 Oct 2020 20:52 WIB

Kelurahan Bebas Covid-19 Bertambah di Surabaya

Surabaya memiliki sekitar 154 kelurahan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Pesepeda melintas di dekat dinding bermural di Surabaya, Jawa Timur, Ahad (18/10/2020). Mural di sepanjang dinding viaduk Gubeng itu sebagai sarana imbauan kepada masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.
Foto: Didik Suhartono/ANTARA
Pesepeda melintas di dekat dinding bermural di Surabaya, Jawa Timur, Ahad (18/10/2020). Mural di sepanjang dinding viaduk Gubeng itu sebagai sarana imbauan kepada masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Surabaya Febriadhitya Prajatara mengungkapkan, kelurahan dengan catatan nol Covid-19 di daerah setempat bertambah menjadi 63, dari sebelumnya hanya 33 kelurahan. Namun demikian, jumlah kelurahan di Surabaya yang terbebas dari Covid-19 tersebut masih jauh lebih sedikit dibanding kelurahan yang memiliki kasus Covid-19 aktif. Dimana Surabaya memiliki sekitar 154 kelurahan.

Febri mengatakan, bertambahnya kelurahan bebas Covid-19 tersebut tak lain karena Pemkot Surabaya terus melakukan berbagai upaya memutus mata rantai penyebaran. Salah satunya dengan melakukan penguatan upaya promotif dan preventif melalui sosialisasi protokol kesehatan, serta penguatan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan RT, RW, kelurahan, hingga kecamatan.

Baca Juga

"Kami juga terus menjamin masyarakat untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan dengan menghindari 3C (close room, close distancing, crowded). Kami mengikutsertakan peran serta lintas sektor di antaranya karang taruna, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas,” kata Febri di Surabaya, Kamis (22/10).

Febri mengaku, upaya peningkatan pemeriksaan tes swab juga terus dilakukan. Terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah berisiko tinggi terpapar Covid-19. Febri mengatakan, pelaksanaan tes swab digelar setelah berkoordinasi dengan Puskesmas di wilayah masing-masing, untuk pemantauan lebih lanjut.

“Kemudian, mensyaratkan hasil pemeriksaan rapid test dan PCR test negatif bagi pelaku perjalanan. Terutama bagi warga yang baru pulang dari berpergian. Atau warga luar kota yang menginap di Surabaya," ujar Febri.

Guna memaksimalkan upaya-upaya preventif itu, Febri mengatakan, Pemkot Surabaya juga mengoptimalkan peran dan fungsi Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Menurutnya, ini menjadi penting dilakukan untuk mengendalikan penularan Covid-19 di masyarakat. Yakni dengan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap warga yang dikarantina atau isolasi mandiri.

“Terakhir, melibatkan peran aktif karang taruna, PKK, remaja masjid, dan organisasi kemasyarakatan untuk menerapkan program sehat mandiri, bebas dari Covid-19 berbasis keluarga,” ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement