REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dengan cinta, hati bisa tenteram. Dan Nabi Muhammad SAW pun mencontohkan bagaimana mengelola cinta dapat melembutkan hubungan, atas cinta pertamanya kepada Sayyidah Khadijah pun beliau utarakan kenangannya.
Nabi sangat menghargai istri pertamanya itu, cinta pertama Nabi. Dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad karya Prof Quraish Shihab dijelaskan, Nabi kerap menyebut-nyebut kenangannya tentang Sayyidah Khadijah ketika istri pertamanya itu meninggal dunia. Nabi memberikan pujian kepada beliau yang cukup sering hingga membuat Aisyah istrinya cemburu.
عن عائشة رضي الله عنها قالت: كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا ذكر خديجة أثنى عليها فأحسن الثناء قالت: فغرت يوماً فقلت ما أكثر ما تذكرها حمراء الشدق قد أبدلك الله عز وجل بها خيراً منها قال: ما أبدلني الله عز وجل خيراً منها قد آمنت بي إذ كفر بي الناس وصدقتني إذ كذبني الناس وواستني بمالها إذ حرمني الناس ورزقني الله عز وجل ولدها إذ حرمني أولاد النساء
Aisyah berkata: “Apa yang engkau ingat dari seorang wanita tua dari kelompok wanita-wanita tua suku Quraisy yang kedua bibirnya putih dan telah dilewatkan masa? Allah SWT pun telah menggantikan untukmu yang lebih baik darinya.”
Mendengar hal itu, Nabi pun menjawab: “Allah tidak pernah menggantinya dengan yang lebih baik untukku. Sungguh ia (Khadijah) beriman kepadaku pada saat orang-orang kufur kepadaku, mempercayaiku pada saat orang-orang mendustakanku, mempekerjakanku dengan hartanya ketika orang-orang mencegahnya, dan memberikan anak-anaknya kepadaku (memberikan keturunan) ketika istri-istri yang lain tidak memberikannya.”
Kenangan Nabi kepada Sayyidah Khadijah pun diungkapkannya melalui tindakan. Nabi pernah menyembelih kambing dengan maksud dan tujuan sedekah bagi Sayyidah Khadijah. Potongan daging kambing tersebut kemudian dibagi-bagikan sebagai hadiah kepada teman-teman Sayyidah Khadijah.