Kamis 29 Oct 2020 11:19 WIB

Uji Vaksin Rusia di India Selesai Paling Cepat Maret 2021

India uji coba vaksin Covid-19 Sputnik-V asal Rusia

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
 Seorang pekerja medis Rusia menyiapkan uji coba vaksin terhadap Covid-19 untuk sukarelawan. India uji coba vaksin Covid-19 Sputnik-V asal Rusia. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/SERGEI ILNITSKY
Seorang pekerja medis Rusia menyiapkan uji coba vaksin terhadap Covid-19 untuk sukarelawan. India uji coba vaksin Covid-19 Sputnik-V asal Rusia. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGALURU - Perusahaan farmasi besar India, Dr Reddy's Laboratories Ltd., meluncurkan jadwal awal untuk uji coba kandidat vaksin virus corona Rusia, Rabu (28/10) waktu setempat. Uji coba tahap akhirnya diharapkan akan selesai paling cepat Maret 2021.

Chief Executive Officer Erez Israel mengatakan pendaftaran uji coba tahap menengah vaksin Sputnik-V akan dimulai dalam beberapa pekan ke depan. Menurutnya, uji coba kemungkinan akan berakhir pada Desember.

Baca Juga

"(Uji coba tahap 3) dapat berakhir secepat akhir Maret, tetapi bisa berlangsung hingga April atau Mei," kata Israel pada konferensi pers. Dia mengatakan garis waktu akan bergantung pada hasil uji coba tahap 2 dan selanjutnya persetujuan dari otoritas.

Perusahaan yang berbasis di Hyderabad ini telah menerima persetujuan baru untuk uji klinis tahap akhir di India dari vaksin Sputnik-V awal bulan ini. Hal itu dilakukan setelah awalnya menandatangani kesepakatan dengan Dana Investasi Langsung Rusia pada September.

Perusahaan mengharapkan bisa menjaring 100 peserta untuk tahap uji coba menengah dan 1.500 orang untuk tahap akhir. Saham perusahaan ditutup 2,9 persen lebih rendah pada 4.951 rupee di pasar Mumbai yang lemah setelah Dr Reddy melaporkan penurunan 30,3 persen dalam laba bersih konsolidasi setelah pajak dari tahun sebelumnya. Penjualan bersih melonjak menjadi 47,77 miliar rupee dari 39,98 miliar rupee tahun lalu.

Perusahaan pembuat obat itu pekan lalu mengisolasi semua layanan pusat datanya sebagai tindakan pencegahan setelah serangan siber. Pihaknya mengatakan itu adalah serangan ransomware, tetapi belum memastikan apakah ada informasi pribadi yang diakses.

India memiliki delapan juta infeksi Covid-19 dan menjadi negara urutan kedua setelah Amerika serikat dengan kasus tertinggi di dunia. Karena itu, India menggantungkan harapan pada vaksin demi membendung penyebaran pandemi yang lebih ganas.

Musim perayaan keagamaan yang tengah berlangsung serta pemilihan majelis negara bagian dipandang menambah tantangan dalam memerangi pandemi yang bermula dari China ini.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement