REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Mantan perdana menteri Malaysia yang juga anggota parlemen dari daerah Pemilihan Langkawi Tun Dr Mahathir Mohammad merasa prihatin dengan tempat pariwisata terkenal di Malaysia tersebut. Kondisinya sepi akibat aturan Perintah Kawalan Pergerakan.
"Saya baru pulang darilawatan tiga hari ke Langkawi. Langkawi hijau bebas dari Covid-19. Penduduk patuh SOP dan pemeriksaan untuk Covid-19 dikenakan kepada semua pengunjung," katanya melalui blog di Kuala Lumpur, Rabu.
Tetapi, saat di sana ia menemukan keadaan yang muram. "Perintah Kawalan Pergerakan yang diterapkan di daratan akibat Covid-19 memberi dampak pada industri pelancongan Langkawi," katanya.
Menurut Mahathir, hanya dua tiga penerbangan saja dari Subang/Sepang masuk Langkawi setiap hari. Jadwal penerbangan masuk, serta layanan feri berkurang setelah kawalan pergerakan terbaru dikenakan terutamanya terhadap Selangor.
Walaupun beberapa bulan lalu terdapat peningkatan pelancong lokal, ujar dia, tapi malangnya peningkatan kasus-kasus Covid-19 telah menyurutkan kedatangan pelancong ke Langkawi.
"Pedagang-pedagang bersedih, banyak kedai ditutup, ada yang hanya sementara tetapi ada juga yang gulung tikar. Pusat-pusat pelancongan kelihatan sepi. Mobil-mobil sewa banyak yang tersisa karena ketiadaan pelanggan. Restoran-restoran yang dulunya tumpuan pelancong juga sepi," katanya.
PKP terbaru, ujar dia, terbukti memberi dampak sektor pelancongan karena banyak turis terutama dari Selangor dan Kuala Lumpur tidak dapat berkunjung ke Langkawi.
"Saya khawatir dampak jangka panjang pada ekonomi Langkawi dan kepada kehidupan penduduk pulau ini," katanya.
Mahathir mengatakan sebenarnya terdapat banyak cara dan rencana untuk memperbaiki ekonomi Langkawi. Namun sejauh ini informasi dari pemerintah tidak dapat diperoleh.
"Mungkin hal ini disebabkan wabah Covid-19. Tetapi jika dirancang dengan mengambil SOP Covid-19, industri pelancongan dan lain-lain industri bisa diperbaiki," katanya.