Kamis 05 Nov 2020 07:32 WIB

Kontroversi Film The Witches, Warner Bros Minta Maaf

Film berjudul The Witches mendapat banyak kritik kelompok difabel.

Film The Witches.
Foto: Warner Bros.
Film The Witches.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Warner Bros menyesal telah menyinggung komunitas difabel dengan film The Witches. Juru bicara Warner Bros secara resmi meminta maaf.

Kepada laman Deadline, Warner Bros mengatakan penggambaran para penyihir dalam film itu tidak dimaksudkan untuk menyakiti hati para penyandang difabel. Warner Bros merasa sangat sedih bahwa ternyata film mereka dianggap bisa melakukan hal itu (menyakiti hati difabel).

"Kami para pembuat film dan Warner Bros Pictures sangat sedih dan menyesali dampak yang ditimbulkan," kata juru bicara Warner Bros yang tidak disebutkan namanya seperti dilansir di Screent Rant, Kamis (5/11).

Dalam mengadaptasi cerita aslinya, Warner Bros bekerja dengan desainer dan seniman untuk menghasilkan interpretasi baru tentang cakar mirip kucing yang dijelaskan dalam novel karya aslinya. "Tidak pernah bermaksud untuk merasa bahwa makhluk fantastik non-manusia ini dimaksudkan untuk mewakili mereka (kelompok difabel)," ujar Warner Bros.

Sebaliknya, Warner Bros menegaskan film ini mengangkat tentang kekuatan kebaikan dan persahabatan. "Harapan kami adalah keluarga dan anak-anak dapat menikmati film tersebut dan merangkul tema penuh kasih yang memberdayakan ini," kata Warner Bros.

The Witches merupakan film yang diangkat dari novel horor klasik anak-anak karya Ronald Dahl yang terbit pada 1983. Buku ini pertama kali diadaptasi dalam film live action pada 1990 oleh Nicolas Roeg. Kala itu, The Witches dianggap sebagai salah satu film anak-anak paling menakutkan yang pernah dibuat.

Untuk versi sekarang, The Witches disutradarai oleh Robert Zemeckis. Film ini dibintangi oleh aktris Anne Hathaway sebagai Grand High Witch yang mengumpulkan sesama penyihir dari seluruh dunia untuk melaksanakan rencana jahatnya. Pada saat yang sama, seorang anak laki-laki (Jahzir Kadeem Bruno) dan neneknya (Octavia Spencer) dari pedesaan Alabama pada 1967 harus menyelamatkan hari itu.

Zemeckis memilih untuk menambahkan elemen sosiologis ke dalam cerita dengan menempatkannya pada era Jim Crow daripada Inggris tahun 1980-an. Elemen lain yang dirancang ulang Zemeckis untuk pembuatan film ini adalah fisik para penyihir. Para penyihir muncul dengan tangan tiga jari, tidak seperti penyihir dalam novel, yang digambarkan memiliki cakar, bukan kuku dengan kelima jari di tangan mereka.

Film tersebut mendapat reaksi keras dari anggota komunitas dan pendukung difabel. Mereka menyebut tangan para penyihir mirip dengan kelainan anggota tubuh secara ectrodactyly atau 'tangan terbelah', yang menyinggung mereka yang memiliki gangguan fisik.

Salah satu pihak yang mengkritik film tersebut adalah perenang Paralimpiade Inggris Amy Marren, yang menyebut Warner Bros di Twitter. Dia menulis, "(Warner Bros) apakah ada banyak pemikiran yang diberikan tentang bagaimana representasi perbedaan anggota tubuh ini akan mempengaruhi komunitas perbedaan anggota tubuh?."

Dalam unggahan di Instagram, advokat difabel Shannon Crossland menunjukkan bahwa penampilan para penyihir tidak mencerminkan novel aslinya. Dia menyebut deformasi penyihir sebagai gambaran yang sangat merusak.

"Disabilitas tidak boleh dikaitkan dengan kejahatan, ketidaknormalan, jijik, ketakutan atau monster," tulis Crossland.

Baru-baru ini, akun Twitter resmi Paralympic Games juga bersuara dengan menulis, "Perbedaan anggota tubuh tidak menakutkan. Perbedaan harus dirayakan dan kecacatan (kekurangan fisik) harus dinormalisasi."

Terlepas dari kontroversinya, film The Witches hanya menerima ulasan rata-rata. Namun, penampilan Hathaway dan efek visualnya yang memukau masih cenderung menarik penonton untuk menonton film tersebut di HBO Max.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement