Kamis 05 Nov 2020 13:08 WIB

Akbar, Pemulung Viral yang tak Pernah Lupa Bawa Alquran

Akbar mengaku tak pernah lupa membawa Alquran setiap keluar rumah.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Muhammad Gifari Akbar (16) di rumah keluarganya di Kampung Sodong, Kelurahan Muarasanding, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Kamis (5/11). Sosok Akbar menjadi viral setelah fotonya sedang membaca Alquran tersebar di media sosial.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Muhammad Gifari Akbar (16) di rumah keluarganya di Kampung Sodong, Kelurahan Muarasanding, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Kamis (5/11). Sosok Akbar menjadi viral setelah fotonya sedang membaca Alquran tersebar di media sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Muhammad Gifari Akbar (16 tahun) adalah seorang pemulung yang viral karena fotonya membaca Alquran di Jalan Braga, Bandung, Jawa Barat. Ia mengaku tak pernah lupa membawa Alquran setiap keluar rumah. Ketika ada waktu luang, Akbar akan membaca Alquran.

Saat di Republika berkunjung ke rumahnya di Kampung Sodong, Kelurahan Muarasanding, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Kamis (5/11), Akbar bercerita tetap menjaga pesan orang tuanya untuk selalu ingat sholat lima waktu dan mengaji.

"Yang ngajarin bawa Quran terus itu Bapak. Dari kecil dikasih pesan kalau mau ke mana-mana jangan lupa sholat, ibadah lima waktu, sama ngaji dan zikir," katanya.

Akbar berasal dari keluarga sederhana di Kabupaten Garut. Ayahnya bekerja sebagai buruh bangunan. Sementara ibu kandungnya meninggalkannya sejak masih balita. Di Garut, Akbar tinggal bersama kakek dan neneknya.

Nenek Akbar, Uti (71) mengatakan, cucunya itu telah ditinggal oleh ibu kandungnya sejak masih berusia 8 bulan. Ketika itu, ibunya berkata hendak bekerja ke Arab Saudi. Namun, hingga saat ini kabar ibunya tak jelas.

Sementara ayah kandungnya menikah lagi. Akibatnya, ia tak betah di rumah dan tak melanjutkan sekolah. Setelahnya, Akbar selalu hidup di luar rumah dengan mengamen dan mengumpulkan barang rongsokan.

"Dia keluar awalnya mau nyari ibunya juga," kata Uti.

Menurut dia, Akbar sangat jarang berada di rumah. Remaja itu hanya kembali satu atau dua hari, setelahnya pergi lagi dari rumah hingga berbulan-bulan.

Meski tak hidup di rumah, Uti menilai, Akbar selalu ingat untuk beribadah. Sebab, sejak kecil anak itu sudah diajarkan untuk selalu sholat lima waktu dan mengaji.

"Memang dari dulu juga saya ajarin ngaji terus," kata dia.

Kini, akbar ditawari banyak orang untuk menimba ilmu di pesantren. Akbar mengaku sangat ingin mondok di pesantren karena ia memiliki niat untuk membangun pesantren pada masa tuanya mendatang. Keluarganya pun sudah mendukung. Apalagi, sudah sejak lama remaja itu putus sekolah.

"Niatnya mau pesantren, soalnya niat nanti kalau sudah tua masa depannya mau bangun pesantren. Mudah-mudahan tercapai," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement