REPUBLIKA.CO.ID, Dalam perang Badar, Rasulullah membagi pasukan Muslim menjadi tiga kelompok yaitu sayap kanan, sayap kiri dan tengah. Saat itu, strategi dan taktik pembagian pasukan seperti itu sama sekali tak dikenal bangsa Arab. Pasukan tengah terdiri dari para sahabat muhajirin dan tokoh-tokoh anshar yang berbaiat untuk setia kepada Rasulullah sampai titik darah penghabisan. Inilah kekuatan utama pasukan Muslim. Di barisan depan kelompok pasukan tengah ini Rasulullah menempatkan Ali bin Abi Thalib sebagai tokoh dari kalangan muhajirin dan Sad bin Mu'adz tokoh dari kalangan anshar. Kedua tokoh inilah yang dipilih Rasulullah memimpin pasukan tengah.
Dalam perang Badar, Rasulullah menyerahkan panji-panji pasukan Islam kepada Mush'ab bin Umair. Seorang sahabat yang begitu gigih di Medan pertempuran. Mush'ab berdiri gagah di tengah dengan panji-panji berwarna putih. Di saat pasukan sayap kanan dan sayap kiri bertempur dengan gigih melawan musuh pada posisinya masing-masing, baris terdepan pasukan Muslim terus maju. Sementara di garis belakang, satuan pendukung di bawah pimpinan Qais bin Abi Sad siaga mendukung pergerakan seluruh pasukan.
"Dalam perang Badar pasukan muslim benar-benar menunjukan kedisiplinannya yang belum pernah disaksikan oleh siapapun. Kedisiplinan mereka itulah yang telah membuat mereka mampu mematahkan serangan pasukan Qurays yang jumlahnya berkali-kali lipat dibandingkan pasukan muslim," jelas cendekiawan Muslim asal Turki Muhammad Fethullah Gulen dalam bukunya Cahaya Abadi Muhammad SAW Kebanggaan Umat Manusia
Di tengah pasukan muslim, Rasulullah berdiri gagah memompakan semangat pada para sahabat. Rasulullah terus maju menerjang musuh. Strategi jitu yang diterapkan pasukan Muslim sebelum pertempuran yakni dengan menggali sumur besar di posisi pasukan Muslim dan menutup semua sumur lain di kawasan Badar telah membuat pasukan musuh semakin kesulitan saat pertempuran berlangsung. Setiap prajurit Muslim pun sangat mengetahui kapan mereka harus bergerak, melakukan rotasi, hingga mengganti serangan senjata.
Dengan strategi perang yang jitu, pasukan Muslim yang hanya berjumlah 313 pasukan sebagian sejarawan menyebut 305 pasukan berhasil mengalahkan kaum kafir Quraisy yang berjumlah seribuan orang. Pasukan Muslim memenangkan pertempuran itu dengan gemilang dan empat belas pasukan Muslim syahid dalam pertempuran itu.