REPUBLIKA.CO.ID, KOTA MEKSIKO -- Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador enggan memberi selamat kepada Joe Biden karena telah memenangkan Pilpres Amerika Serikat (AS). Dia mengatakan akan menunggu sampai semua gugatan hukum terkait Pilpres terselesaikan.
“Berkenaan dengan pemilihan AS, kami akan menunggu sampai semua masalah hukum diselesaikan. Saya tidak bisa memberi selamat kepada satu kandidat atau yang lainnya. Saya ingin menunggu sampai proses pemilihan selesai," kata Obrador pada Sabtu (7/11).
Menurut dia, keputusan untuk tak segera memberi selamat bijaksana secara politik. Obrador pun mengaku memiliki hubungan baik dengan Biden dan Donald Trump. Ia mengatakan telah mengenal mereka selama satu dekade. Meksiko adalah mitra dagang utama AS. Nilai perdagangan antara kedua negara lebih dari 600 miliar dolar AS setiap tahunnya.
Biden dipastikan akan menjadi orang pertama di Gedung Putih setelah memperoleh kemenangan di Negara Bagian Pennsylvania. Kemenangan itu membuat perolehan suara elektoralnya melampaui ambang 270. Berdasarkan penghitungan Associated Press, sejauh ini Biden telah mendapatkan 290 suara elektoral, sementara Trump 214.
Sementara dalam suara populer, Biden tercatat mengumpulkan 75.196.516 suara (50,6) persen. Sedangkan Trump menghimpun 70.803.881 suara (47,7 persen). Trump dan tim kampanyenya telah mengajukan serangkaian tuntutan hukum untuk menentang hasil pilpres.
Mereka mengklaim Biden dan Partai Demokrat telah melakukan kecurangan dalam proses penghimpunan suara. Namun, pejabat pemilu di seluruh negara bagian di AS mengatakan tidak ada bukti signifikan yang melandasi tuduhan Trump. Para ahli hukum pun memprediksi upaya Trump untuk menggugat tidak mungkin berhasil.